优游国际

KOMPAS.com - Sejumlah korban proyek apartemen Meikarta di Cikarang, Jawa Barat, mengadukan nasibnya kepada Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait atau Ara.

Hal itu disampaikan mereka di tengah-tengah acara peluncuran layanan pengaduan konsumen perumahan bertajuk "Bantuan Edukasi dan Asistensi Ramah untuk Pengaduan Konsumen Perumahan (BENAR-PKP)" di Kantor Kementerian PKP, Jakarta, Rabu (26/3/2025).

Salah satu korban Meikarta ialah Amina. Ia bercerita membeli apartemen tipe studio dengan cicilan sebesar Rp 12 juta selama setahun.

Bahkan, menurut dia, cicilan apartemen yang dibelinya itu telah lunas sejak tahun 2018.

"Sudah lunas Pak, 2018. Tapi sampai sekarang unitnya enggak ada, Pak," ujarnya.

Baca juga: Curhat Korban Meikarta ke Ara, Sudah Setor Duit Hampir Setengah Miliar

Amina juga menyebut memiliki bukti bahwa unit apartemen Meikarta yang dibeli itu telah lunas pembayarannya.

"Ada, tapi saya tidak bawa, Pak," tutur Amina.

Selain Amina, Yosafat Erlan dan Rini juga menjadi korban dari proyek apartemen besutan anak usaha PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK), PT Mahkota Sentosa Utama (MSU) itu.

Mereka juga mengadukan permasalahannya ke Ara, dan berharap uang yang telah dibayarkan untuk pembelian unit apartemen dikembalikan.

Ara Janji Akan Tuntaskan, Panggil John Riady

Menanggapi curhatan para korban Meikarta, Ara mengaku akan memanggil bos Lippo Group John Riady terkait penyelesaian masalah proyek apartemen Meikarta besutan anak usahanya.

"Memang kita kemarin, saya sudah ketemu sama Pak John Riady. Harusnya datang hari ini. Kita akan selesaikan itu," tegas Ara.

Baca juga: Kala Lippo Group Gembar-gembor Meikarta Laku 100.000 Unit yang Ternyata Palsu...

Ara pun meminta Direktur Jenderal (Dirjen) Kawasan Permukiman Kementerian PKP Fitrah Nur untuk memanggil kembali ahli waris ketiga Lippo Group tersebut.

Dia mengungkapkan akan mengundang John Riady usai libur Lebaran 2025.

Namun demikian, Ara meminta Fitrah agar pihak Meikarta bisa bertemu dengan para korban pada hari ini alias Kamis (27/3/2025).

"Boleh enggak saya minta, Pak? Ini hari apa, Pak? Besok kan hari kerja terakhir, kan? Besok Bapak undang Meikarta ketemu mereka," tandas Menteri PKP itu.