GAZA, KOMPAS.com - Kelompok Hamas mengungkapkan telah menerima usulan atau proposal baru gencatan senjata Gaza dari Israel. Usulan itu terjadi usai hampir sebulan Israel menggempur Gaza.
Seorang pejabat senior Hamas menyampaikan kepada AFP, kelompok tersebut kemungkinan besar akan memberikan tanggapan dalam waktu 48 jam.
Usulan tersebut disampaikan kepada delegasi Hamas di Kairo pada akhir pekan lalu oleh pejabat Mesir, yang menjadi penengah dalam perundingan gencatan senjata Gaza.
Baca juga: Perang Dagang Memanas, China Boikot Pengiriman Pesawat Boeing dari AS
Seorang pejabat senior Hamas lainnya mengatakan pada Senin (14/4/2025) malam, Israel telah menawarkan gencatan senjata selama 45 hari dengan imbalan pembebasan 10 sandera yang masih hidup.
Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan 1.231 tahanan Palestina yang ada di penjara Israel dan mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza, yang telah diblokade sejak 2 Maret.
Dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang di Gaza, kelompok bersenjata Palestina menculik 251 sandera, dengan 58 di antaranya masih ditahan di Gaza, termasuk 34 orang yang menurut militer Israel telah meninggal.
Gencatan senjata sebelumnya, yang dimulai pada 19 Januari, menghasilkan pembebasan 33 sandera dengan imbalan sekitar 1.800 tahanan Palestina. Namun, gencatan senjata tersebut runtuh dua bulan kemudian.
Usulan terbaru juga mengatur setiap pembebasan sandera dilakukan secara pribadi, berbeda dengan pembebasan sebelumnya yang melibatkan upacara publik di Gaza yang menuai kritik di Israel.
Baca juga: Komisi Eropa Umumkan Program Pemulihan Palestina Senilai Rp 29 Triliun
Pejabat Hamas mengungkapkan, usulan Israel mengatur pembebasan sandera Israel-Amerika Edan Alexander pada hari pertama gencatan senjata sebagai "isyarat niat baik". Alexander adalah satu-satunya sandera yang masih hidup dengan kewarganegaraan AS.
Pada hari kedua, Hamas akan menukar lima sandera lagi dengan 66 tahanan Palestina yang menjalani hukuman seumur hidup di penjara Israel, serta 611 warga Gaza yang ditahan selama perang ini.
Pada hari ketiga, pembicaraan akan dimulai mengenai hari setelah perang berakhir, termasuk pembicaraan tentang pelucutan senjata Hamas dan faksi Palestina lainnya dengan imbalan gencatan senjata permanen. Hamas tetap bersikeras mempertahankan persenjataan adalah garis merah bagi mereka.
Pada minggu kedua gencatan senjata, Hamas akan membebaskan empat sandera lagi dengan imbalan 54 tahanan Palestina yang menjalani hukuman seumur hidup serta 500 tahanan Gaza lainnya.
Lembaga penyiaran publik Israel, Kan 11, melaporkan, usulan ini juga menetapkan Hamas harus membebaskan jenazah 16 sandera pada hari ke-20 gencatan senjata.
Baca juga: Harvard Alami Pembekuan Dana Rp 36,5 Triliun Usai Menentang Tuntutan Donald Trump
Para negosiator Hamas, yang mengunjungi Kairo minggu lalu, menerima usulan tersebut, ujar Suhail al-Hindi, anggota biro politik Hamas, kepada AFP pada Selasa (15/4/2025).
Seorang pejabat lainnya mengatakan, Hamas kemungkinan besar akan memberikan tanggapan kepada mediator dalam waktu 48 jam.