优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Hamas Tolak Proposal Gencatan Senjata Terbaru dari Israel

优游国际.com - 03/04/2025, 10:56 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber

GAZA, KOMPAS.com – Kelompok Hamas menolak proposal gencatan senjata terbaru yang diajukan oleh Israel, demikian disampaikan dua pejabat dari kelompok tersebut kepada AFP pada Rabu (2/4/2025).

"Hamas telah memutuskan untuk tidak menindaklanjuti usulan terbaru Israel yang disampaikan melalui para mediator," kata salah satu pejabat yang tidak disebutkan namanya.

Menurut mereka, Israel memblokir usulan dari Mesir dan Qatar serta berupaya menggagalkan tercapainya segala kesepakatan.

Baca juga: Netanyahu Tawarkan Pemimpin Hamas Tinggalkan Gaza dan Letakkan Senjata

Penolakan ini dikonfirmasi kembali oleh pejabat Hamas lainnya, yang meminta para mediator dan komunitas internasional untuk menekan Israel agar bersedia menerima usulan yang diajukan oleh pihak mediator.

Sebelumnya, upaya perpanjangan gencatan senjata selama dua bulan terakhir menemui jalan buntu. Israel kembali melanjutkan serangan militer dan pemboman di Jalur Gaza pada 18 Maret 2025.

Pemerintah Israel menyatakan bahwa tekanan militer menjadi satu-satunya cara untuk mendorong Hamas membebaskan sekitar 60 sandera yang masih ditahan, baik dalam keadaan hidup maupun telah meninggal.

Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat terus berupaya menjadi penengah untuk menghentikan pertempuran serta mengamankan pembebasan para sandera yang tersisa.

Pada Sabtu sebelumnya, seorang pejabat senior Hamas menyebut bahwa kelompok tersebut telah menyetujui satu proposal gencatan senjata baru.

Di sisi lain, Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan telah mengajukan tawaran balasan, meskipun detailnya belum dipublikasikan.

Baca juga: Hamas Peringatkan Demonstran Gaza agar Tak Jadi Kolaborator Israel

Salah satu pejabat Hamas menyebutkan bahwa dalam proposal dari Mesir dan Qatar itu tercantum rencana gencatan senjata selama 50 hari.

Sebagai bagian dari kesepakatan, Hamas akan membebaskan lima tentara Israel, termasuk satu warga negara ganda Israel-Amerika Serikat, sebagai imbalan atas pembebasan 250 warga Palestina yang dipenjara oleh Israel. Dari jumlah itu, 150 di antaranya menjalani hukuman penjara seumur hidup.

Israel juga disebutkan akan membebaskan 2.000 warga Palestina yang ditangkap oleh pasukannya di Gaza sejak 7 Oktober 2023—tanggal serangan besar-besaran oleh Hamas yang memicu perang.

Masih menurut sumber yang sama, proposal tersebut juga mencakup penarikan pasukan Israel dari wilayah Gaza yang mereka duduki sejak 18 Maret, serta masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut.

Sebagai catatan, fase pertama gencatan senjata yang dimulai pada 19 Januari lalu menghasilkan pembebasan 33 sandera Israel, delapan di antaranya telah meninggal, dengan imbalan pembebasan sekitar 1.800 tahanan Palestina.

Berdasarkan data militer Israel, dari total 251 sandera yang diculik pada 7 Oktober, sebanyak 58 orang masih berada di Gaza. Dari jumlah itu, 34 orang dilaporkan telah tewas.

Baca juga: Mengapa Warga Palestina di Gaza Kini Memprotes Hamas?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau