DAMASKUS, KOMPAS.com - Di bawah pemerintahan Bashar Al Assad, lebih dari 1.000 warga Suriah tewas dalam penahanan di penjara bandara militer di pinggiran Damaskus.
Demikian menurut laporan yang diterbitkan pada Kamis (27/2/2025). Laporan itu menelusuri kematian di tujuh lokasi kuburan.
Dijelaskan, warga yang tewas itu karena disiksa, dianiaya dan dibunuh di sebuah lokasi yang sangat ditakuti.
Baca juga:
Dalam laporan tersebut, yang dibagikan secara eksklusif dengan Reuters, Pusat Keadilan dan Akuntabilitas Suriah mengatakan, mereka mengidentifikasi lokasi kuburan dengan menggunakan kombinasi kesaksian saksi, citra satelit.
Serta dokumen yang difoto di bandara militer di pinggiran Damaskus Mezzeh setelah penggulingan Presiden Bashar Al Assad pada Desember 2024.
Beberapa lokasi berada di area bandara. Lainnya berada di seluruh Damaskus.
Reuters belum memeriksa dokumen tersebut dan tidak dapat secara independen mengonfirmasi keberadaan kuburan massal melalui tinjauannya sendiri terhadap citra satelit.
Namun wartawan Reuters melihat tanda-tanda tanah gundukan dalam gambar-gambar di banyak tempat yang ditunjukkan oleh SJAC.
Dua lokasi, satu di bandara Mezzeh dan satu lagi di pemakaman di Najha, menunjukkan tanda-tanda jelas adanya parit panjang yang digali selama periode yang sesuai dengan kesaksian saksi dari SJAC.
Baca juga: Jet Tempur Israel Serang Depot Senjata Hamas di Suriah
Shadi Haroun, salah satu penulis laporan, mengatakan dia termasuk di antara para tawanan. Ditahan selama beberapa bulan pada 2011-2012 karena mengorganisasi protes.
Dia menggambarkan interogasi harian dengan penyiksaan fisik dan psikologis yang dimaksudkan untuk memaksanya membuat pengakuan yang tidak berdasar.
"Kematian datang dalam berbagai bentuk," katanya kepada Reuters.
Meskipun para tahanan tidak melihat apa pun kecuali dinding sel atau ruang interogasi, mereka dapat mendengar suara tembakan sesekali, tembakan demi tembakan, setiap beberapa hari.
Lalu ada luka-luka yang ditimbulkan oleh para penyiksa mereka.
Luka kecil di kaki salah satu tahanan, yang disebabkan oleh cambukan yang diterimanya selama penyiksaan, dibiarkan tidak disterilkan atau tidak diobati selama berhari-hari.
"Dari luka yang secara bertahap berubah menjadikan kondisinya memburuk hingga harus diamputasi seluruh kaki," kata Haroun, menggambarkan penderitaan teman satu selnya.
Selain memperoleh dokumen, SJAC dan Asosiasi untuk Orang yang Ditahan dan Hilang di Penjara Sednaya mewawancarai 156 orang yang selamat.
Baca juga:
Serta delapan mantan anggota intelijen angkatan udara, dinas keamanan Suriah yang bertugas melakukan pengawasan, memenjara, dan pembunuhan terhadap para pengkritik rezim Assad.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.