WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Hasil penghitungan suara cepat di negara-negara bagian penentu Pemilihan Presiden Amerika Serikat berpotensi tidak mencerminkan siapa yang akan keluar sebagai nomor satu di Gedung Putih, apakah Kamala Harris atau Donald Trump.
Para ahli memperingatkan, aturan penghitungan suara yang beragam di sejumlah negara bagian kunci membuat hasil hitung cepat sulit dilakukan.
Pada Pilpres Amerika 2020, beberapa negara bagian menunjukkan fenomena "fatamorgana merah", yakni Donald Trump tampak memimpin pada malam pemilihan.
Baca juga: Prediksi Pilpres AS: Trump Makin Jauh Tinggalkan Harris, 168-81 Suara Elektoral
Namun kemudian terjadi "pergeseran biru" saat surat suara yang cenderung dipilih oleh lebih banyak pemilih Demokrat mulai dihitung, memungkinkan Joe Biden menyalip Trump.
Para ahli telah meramalkan dengan tepat bahwa pergeseran ini akan terjadi, tetapi Donald Trump tetap memanfaatkan perubahan tersebut untuk memperkuat klaimnya bahwa terjadi kecurangan dalam pemilu.
Peristiwa itu dapat terulang kembali pada minggu ini, terutama di Pennsylvania, Michigan, dan Wisconsin.
Sebaliknya, "fatamorgana biru" yang awalnya menunjukkan hasil yang menguntungkan bagi Kamala Harris, bisa diikuti oleh "pergeseran merah" yang mengubah tren, terutama di negara bagian North Carolina dan Georgia, pada minggu ini.
Tim kampanye Trump menyatakan niatnya untuk mengumumkan kemenangan saat mereka yakin telah mengantongi 270 suara Electoral College yang diperlukan untuk memenangkan pemilihan.
Namun, pengumuman itu mungkin dilakukan terlalu cepat, tergantung pada jumlah suara yang belum dihitung dan asal suara-suara tersebut.
Segala sesuatunya akan bergantung pada cara dan waktu pemrosesan serta penghitungan surat suara yang dikirim melalui pos atau surat suara awal di berbagai negara bagian.
Faktor lainnya adalah bahwa Demokrat cenderung tinggal di daerah perkotaan yang lebih padat penduduknya, sehingga penghitungan suara membutuhkan waktu lebih lama.
Baca juga:
Ada tujuh negara bagian kunci yang dapat menentukan hasil Pilpres AS 2024 yang masing-masing memiliki aturan berbeda dalam menangani serta menghitung surat suara.
Berikut adalah hal-hal yang diharapkan pada hari pemilihan dan setelahnya:
Pennsylvania tidak memiliki pemenang yang jelas pada 2020 selama empat hari setelah hari pemilihan, sementara para pejabat terus memeriksa tumpukan besar surat suara.
Negara bagian ini merupakan salah satu dari segelintir negara bagian yang tidak mengizinkan petugas pemilu untuk memproses atau menghitung surat suara melalui pos sebelum pukul 07.00 waktu setempat pada hari pemilihan, yang berarti hasilnya kemungkinan baru akan diketahui setelah beberapa hari.
Karena lebih banyak pemilih Demokrat dibandingkan Republik yang memberikan suara melalui pos, hasil awal—yang didasarkan pada suara langsung pada hari pemilihan—kemungkinan akan menunjukkan Trump unggul.
Baca juga: Dusun Berisi 6 Orang Jadi Pembuka Pilpres AS 2024, Trump-Harris Imbang 3-3
Namun, keunggulan tersebut kemungkinan akan berkurang seiring dengan dihitungnya lebih banyak surat suara melalui pos.
Pola yang terlihat pada 2020 mendorong Trump mengeklaim adanya kecurangan.
Tahun ini, undang-undang baru mengharuskan sebagian besar daerah untuk mengumumkan jumlah surat suara melalui pos yang masih harus dihitung pada tengah malam sebelum hari pemilihan, sebagai upaya untuk mencegah munculnya teori konspirasi.