KYIV, KOMPAS.com - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan bahwa reaksi sekutu Barat terhadap pengiriman pasukan Korea Utara ke Rusia tidak memadai.
Ini jadi poin utama dalam rangkuman hari ke-982 serangan Rusia ke Ukraina pada Jumat (1/11/2024).
Dilansir Guardian, berikut poin-poin selengkapnya.
Baca juga: Korea Utara Dukung Rusia sampai Menang
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan bahwa reaksi sekutu Barat terhadap pengiriman pasukan Korea Utara ke Rusia tidak memadai.
Ia mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin sedang menguji reaksi Barat, negara-negara NATO, dan Korea Selatan.
Zelensky memperingatkan bahwa tanpa respons tegas, jumlah pasukan Korea Utara di perbatasan Ukraina bisa terus bertambah, menunjukkan risiko lebih besar bagi keamanan regional.
AS dan Korea Selatan mengupayakan langkah diplomatik dengan meminta China untuk menggunakan pengaruhnya guna mencegah eskalasi lebih lanjut.
Kedua negara ini berharap China bisa membujuk Rusia dan Korea Utara agar tidak memperkeruh situasi dengan pengerahan militer tambahan. Baru-baru ini, tiga diplomat tinggi AS bertemu dengan Duta Besar China di Washington untuk mengkomunikasikan kekhawatiran mereka.
Meski demikian, China sejauh ini belum memberikan respons resmi terhadap permintaan tersebut.
Menurut Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, sekitar 8.000 tentara Korea Utara telah dikerahkan di Rusia dekat perbatasan Ukraina.
Total pasukan Korea Utara yang dikirim mencapai 10.000, dengan sebagian besar ditempatkan di pangkalan pelatihan di Rusia Timur sebelum dipindahkan ke wilayah Kursk.
Blinken memperingatkan bahwa dalam beberapa hari mendatang, pasukan ini mungkin akan ditempatkan dalam situasi pertempuran langsung, yang dapat memperburuk ketegangan di perbatasan.
Baca juga: Bukan Hanya Tentara, Korea Utara Disebut Sudah Kirim 1.000 Rudal dan Jutaan Amunisi ke Rusia
Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha, menilai bahwa keterlibatan Korea Utara ini menandakan eskalasi nyata dalam perang.
Dalam pidato di konferensi perdamaian di Montreal, ia menyerukan kepada sekutu Barat untuk mencabut pembatasan penggunaan rudal jarak jauh terhadap Rusia.
Sybiha menegaskan bahwa Ukraina perlu memiliki kemampuan pertahanan penuh, termasuk penggunaan senjata jarak jauh untuk menargetkan wilayah Rusia guna mencegah ancaman langsung dari Korea Utara dan Rusia.
Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa pasukan Rusia telah merebut wilayah baru di Ukraina timur, termasuk desa Yasnaya Polyana di dekat Vugledar di Donetsk.
Rusia menyatakan bahwa desa tersebut telah "dibebaskan" melalui operasi militer aktif.
Baca juga: Citra Satelit Tunjukkan Korea Utara Membuat 2 Parit Misterius di Perbatasan
Kemajuan ini mengindikasikan upaya Rusia untuk memperluas pengaruhnya di Ukraina timur dan dapat mengancam kota-kota utama di wilayah tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.