KYIV, KOMPAS.com - Ukraina dan Rusia sama-sama memberikan tanggapan terkait upaya pembunuhan Donald Trump di sebuah lapangan golf di Negara Bagian Florida, AS, pada Minggu (15/9/2024).
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Senin (16/9/2024) mengaku lega tersangka, yang disebut-sebut pernah melakukan perjalanan ke Ukraina untuk mendukung upaya perang, telah ditangkap.
“Bagus bahwa tersangka percobaan pembunuhan itu ditangkap dengan cepat. Ini adalah prinsip kami: supremasi hukum adalah yang terpenting dan kekerasan politik tidak memiliki tempat di mana pun di dunia ini,” ungkap Zelensky, sebagaimana dikutip dari Kantor berita AFP.
Baca juga: Ini Pengakuan Putra Tersangka Percobaan Pembunuhan Trump di Florida
Beberapa media AS sebelumnya melaporkan, Ryan Wesley Routh (58) adalah tersangka dalam upaya penembakan terhadap Trump kali ini.
Ketika berada di semak-semak, Routh diidentifikasi telah mengarahkan senapannya ke arah mantan Presiden AS tersebut.
Di lokasi kejadian, ditemukan beberapa barang milik tersangka, termasuk senapan AK-47, teropong, dua tas ransel, dan kamera video GoPro yang akan digunakan merekam aksi penembakan.
Routh sebelumnya telah menyatakan dukungannya terhadap perjuangan Ukraina melawan invasi Rusia.
Kantor berita AFP sendiri sempat mewawancarai Routh di Kyiv pada akhir April 2022, ketika ia mengambil bagian dalam demonstrasi untuk mendukung warga Ukraina yang terjebak di kota pelabuhan Mariupol.
Namun, para pejabat Ukraina telah menjauhkan diri dari Routh.
Baca juga: Kata Trump Usai Jadi Target Penembakan Lagi
“Dia tidak bertugas di sini dan tidak memiliki hubungan dengan struktur negara, itu sudah pasti. Dia masuk ke Ukraina bukan sebagai siapa-siapa, hanya seorang pendukung, ada banyak orang seperti ini,” kata seorang pejabat tinggi Ukraina yang berbicara tanpa menyebut nama kepada AFP.
Legiun Internasional Ukraina yang terdiri dari para sukarelawan asing juga membantah keterkaitan apa pun.
Mereka mengatakan, tersangka tak pernah bertugas bersama mereka dan tidak memiliki hubungan dengan unit tersebut.
Amerika Serikat di bawah pemerintahan Joe Biden diketahui telah menjadi pendukung setia Ukraina sejak Rusia menginvasi pada Februari 2022.
Sementara, Biden pada Januarai nanti akan digantikan oleh Wakil Presiden Kamala Harris, yang telah mengindikasikan akan melanjutkan kebijakannya untuk mendukung Ukraina, atau oleh Trump, yang tidak mau mengatakan dalam sebuah debat pada awal pekan ini apakah ia ingin Kyiv memenangkan perang.
Rusia juga telah mengomentari upaya pembunuhan Trump kali ini.
Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, pada Senin mengatakan, dugaan percobaan pembunuhan terhadap Donald Trump merupakan tanda bahwa kampanye pemilu Amerika Serikat "semakin intensif".
Baca juga: AK-47, Tas Ransel, dan Kamera GoPro Ditinggalkan Tersangka untuk Tembak Trump
"Kita dapat melihat betapa tegangnya situasi di sana, termasuk antara para pesaing politik -- pertikaian politik semakin memanas," katanya.
"Kami mengawasinya dengan saksama, tetapi kami tidak pernah ikut campur dalam hal ini dengan cara apa pun dan kami tidak akan ikut campur sekarang," tegasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.