优游国际

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) mengatakan pada Kamis (4/8/2022) bahwa peluncuran 11 rudal balistik China di sekitar Taiwan adalah reaksi berlebihan terhadap agenda Ketua DPR AS kunjungi Taiwan.

Namun, juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan satuan tugas kapal induk AS, yang berlayar ke timur Taiwan, akan tetap berada di kawasan itu untuk memantau situasi setelah China melakukan latihan tembakan langsung militer.

"China telah memilih untuk bereaksi berlebihan dan menggunakan kunjungan pembicara sebagai dalih untuk meningkatkan aktivitas militer yang provokatif di dalam dan sekitar Selat Taiwan," kata Kirby kepada wartawan.

Baca juga: Gelar Latihan Terbesar di Selat Taiwan, China Tembakkan Rudal

Kirby menyebut tindakan China sebagai bagian dari "krisis buatan".

Dia mengatakan bahwa Beijing tengah berusaha mengubah keseimbangan kekuatan regional.

"Ini juga merupakan dalih untuk mencoba menaikkan taruhan dan untuk benar-benar mencoba menetapkan status quo baru (terhadap Taiwan), untuk mencapai normal baru di mana mereka pikir mereka dapat mempertahankannya," kata Kirby, sebagaimana dikutip dari AFP.

Dia menegaskan bahwa AS tidak akan menerima status quo baru terhadap Taiwan.

"Suhunya cukup tinggi. Ketegangan dapat turun dengan sangat mudah hanya dengan meminta China menghentikan latihan militer yang sangat agresif ini dan menerbangkan rudal di dalam dan sekitar Selat Taiwan," kata dia.

Kirby mengonfirmasi laporan bahwa Pentagon telah menunda peluncuran uji coba rudal balistik berkemampuan nuklir yang dijadwalkan untuk menghindari memicu ketegangan.

Baca juga:

"Kami tidak percaya itu adalah kepentingan kita, kepentingan Taiwan, kepentingan kawasan, untuk memungkinkan ketegangan meningkat lebih lanjut," kata Kirby.

Dia menuturkan, ketika China terlibat dalam latihan militer yang tidak stabil di sekitar Taiwan, AS justru menunjukkan perilaku kekuatan nuklir yang bertanggung jawab dengan mengurangi risiko salah perhitungan.

Namun, dia mengatakan satuan tugas kapal induk USS Ronald Reagan Angkatan Laut AS akan tetap berada di daerah tersebut.

Menurut kelompok penelitian yang didukung militer China, South China Sea Probing Initiative, Reagan berada sekitar 600 mil (1.000 kilometer) di sebelah timur Taiwan pada Rabu (3/8/2022).

Kirby mengatakan kelompok kapal induk telah diperintahkan oleh Pentagon untuk tetap berada di stasiun di area umum untuk memantau situasi.

"Kami tidak akan terhalang untuk beroperasi di laut dan langit Pasifik Barat sesuai dengan hukum internasional, seperti yang kami lakukan selama beberapa dekade, mendukung Taiwan dan mempertahankan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," tambahnya.

Baca juga: Setelah Nancy Pelosi ke Taiwan, Ketua DPR AS Itu Kunjungi DMZ di Perbatasan Korsel-Korut