KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Setiap harinya, dokter di Malaysia hanya dapat menghibur pasien yang sekarat di samping tempat tidur mereka.
Fakta ini diberberkan Ameer Firdaus Zulkeflee, seorang dokter di unit perawatan intensif (ICU) di Rumah Sakit Raja Perempuan Zainab II, saat diwawancarai World of Buzz.
Sebelumnya pada Jumat (28/5/2021), Ameer memposting foto di Instagram Stories. Menampilkan seorang dokter garis depan berpakaian APD lengkap, memegang tangan pasien Covid-19.
Baca juga: Malaysia Lockdown Total: Semua Mall Tutup, Hanya Izinkan Sektor Esensial Beroperasi
Ameer lantas menuliskan hal yang sangat memilukan.
“Seringkali, kami adalah orang-orang yang memegang tangan mereka ketika mereka mulai menangis."
"Atau ketika mereka mengambil napas terakhir. Ini semua nyata, terjadi di seluruh rumah sakit Malaysia,” tulis Ameer.
Baca juga: Kasus Covid-19 Terus Naik, Malaysia Lockdown Nasional 1-14 Juni 2021
Ameer lantas menjelaskan bahwa banyak sekali pasien yang mereka rawat di bangsal ICU.
Dari pasien yang mampu berbicara normal dengan saluran hidung aliran tinggi sambil sesak napas, hingga yang benar-benar dibius dan membutuhkan bantuan ventilator.
Pasien juga punya telepon genggam khusus yang dipakai untuk menghubungi dan kerabatnya.
Panggilan video dilakukan setiap dua hingga tiga hari sekali, sehingga mereka dapat melihat orang yang mereka cintai.
Baca juga:
Ameer mengakui bahwa momen paling memilukan adalah ketika anggota staf mengatur selamat tinggal melalui panggilan video.
Staf mencoba menghibur dengan berkata bahwa para pasien tidak meninggal sendirian.
“Kami melakukan video call dengan kerabat selama napas terakhir pasien sekarat. Benar-benar memilukan," ujar Ameer.
"Upaya terakhir kami adalah memberi mereka kesempatan untuk melihat orang yang mereka cintai sebelum mereka meninggal," tambahnya.
Baca juga: Cari Bukti China Rekayasa Covid-19, Inggris Rekrut Sumber di Dark Web
Ameer mengaku, para perawat tidak bisa menahan air mata mereka melihat anggota keluarga mengucap selamat tinggal pada kerabat mereka yang sekarat. Bahkan ada yang menangis saat merawat pasien dengan APD.
“Terkadang yang mereka butuhkan hanyalah sentuhan manusia. Seseorang yang dapat memegang tangan mereka dan memberi tahu mereka bahwa semuanya akan baik-baik saja dan terus berjuang," ujar Ameer.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.