Mahsa Amini (22) adalah perempuan muda Iran yang kematiannya memicu protes di negara itu.
Ia meninggal pada September 2022 setelah ditangkap oleh polisi moral Iran, karena diduga melanggar aturan ketat berpakaian bagi perempuan di negara itu.
Amini dimakamkan di kampung halamannya, Saqez, di provinsi Kurdistan Iran. Para aktivis menuduh otoritas berusaha mencegah aksi publik di sekitarnya.
Jaringan Hak Asasi Manusia Kurdistan (KHRN) yang berbasis di Perancis mengatakan, makam yang ditulisi nama Kurdi Mahsa Amini yaitu Zhina dalam huruf besar Persia, diserang pada pagi hari tanggal 21 Mei 2023.
Gambar-gambar yang beredar di media sosial, konon berasal dari akun Instagram kakak Mahsa Amini yaitu Ashkan, menunjukkan kaca yang melindungi potret Amini di kepala batu nisan pecah.
Dia tidak merinci siapa orang-orang itu, sambil menambahkan bahwa pihak berwenang sebelumnya ikut melarang pembangunan kanopi pelindung di atas makam.
"Biarkan pecah seribu kali, kita buat lagi, kita lihat siapa yang lelah," kata Ashkan Amini dalam unggahan media sosialnya.
Keluarga dan pendukung Mahsa Amini bersikeras bahwa perempuan itu dibunuh dengan pukulan di kepala saat ditahan polisi, tetapi pihak berwenang sejauh ini bersikukuh kematiannya disebabkan serangan jantung akibat kesehatan yang buruk sebelumnya.
Adapun para aktivis menuduh pihak berwenang menekan protes dengan tindakan keras yang menewaskan lebih dari 500 orang, menurut LSM Iran Human Rights yang berbasis di Norwegia.
Iran juga menggantung tujuh pria dalam kasus-kasus terkait demo Mahsa Amini. Aktivis menyebutnya sebagai kebijakan yang disengaja untuk menciptakan ketakutan melalui hukuman mati.
Amnesty International memperingatkan, pekan ini tujuh pria lainnya berisiko dieksekusi sehubungan dengan demo kematian Mahsa Amini.
/global/read/2023/05/25/141600670/makam-mahsa-amini-di-iran-dirusak-kaca-pelindung-batu-nisan-pecah