KOMPAS.com - Jika Anda pernah disuruh pelan-pelan saat makan sewaktu kecil, mungkin Anda hanya menganggapnya remeh.
Namun, ternyata orangtua Anda benar. Mengunyah makanan dengan perlahan dan menyeluruh bukan hanya penting untuk bisa menelan makanan dengan aman, tapi juga untuk menjaga kesehatan pencernaan dan menghindari berbagai masalah kesehatan lainnya.
Para dokter dan ahli gizi menjelaskan pentingnya mengunyah makanan dengan benar, berapa kali sebaiknya mengunyah setiap suapan, apa yang terjadi jika Anda tidak melakukannya, dan bagaimana cara memperbaiki kebiasaan mengunyah Anda.
Baca juga: Cara Mengunyah Makanan ala Orang Jepang agar Tidak Cepat Gemuk
Banyak orang mengira proses pencernaan dimulai di lambung, padahal sebenarnya dimulai di mulut.
Langkah pertama pencernaan adalah mengunyah, yang membantu memperkecil ukuran makanan dan merangsang kelenjar ludah untuk menghasilkan lebih banyak air liur.
View this post on Instagram
Air liur mengandung enzim seperti amilase dan lipase yang membantu memecah karbohidrat dan lemak.
Selain itu, air liur juga mengandung mukus untuk membantu menyatukan partikel makanan dan melumasi makanan agar lebih mudah ditelan. Air liur bahkan memicu produksi asam lambung yang mempersiapkan lambung menerima makanan.
Secara umum, makanan sebaiknya dikunyah sekitar 30 kali sebelum ditelan, meskipun jumlah pastinya tergantung pada tekstur makanan.
Misalnya, oatmeal mungkin hanya butuh sekitar 20 kali kunyahan, sedangkan kacang-kacangan bisa memerlukan hingga 30 kali.
Baca juga: Berapa Kali Mengunyah Makanan yang Benar?
Namun, Anda tidak perlu menghitung setiap kunyahan. Fokus utamanya adalah mengunyah hingga makanan menjadi hampir cair, seperti tekstur makanan bayi.
Tanda makanan sudah cukup dikunyah adalah saat teksturnya benar-benar hilang dan Anda bisa menelannya tanpa harus dibantu dengan minum air.
Di tengah gaya hidup serba cepat dan multitasking, banyak orang makan tergesa-gesa tanpa memerhatikan bagaimana mereka mengunyah. Padahal, kurang mengunyah bisa memicu berbagai masalah kesehatan, antara lain:
Mengunyah merangsang produksi asam lambung. Jika makanan tidak dikunyah dengan baik, produksi asam bisa tidak optimal.
Baca juga: 5 Buah untuk Redakan Asam Lambung secara Alami
Kombinasi makanan besar yang belum hancur dengan sedikit asam lambung dapat memicu gas yang naik ke kerongkongan, menyebabkan asam lambung.
Makanan yang tidak hancur sempurna menyulitkan kerja enzim dan cairan empedu di usus. Ini bisa menyebabkan makanan difermentasi oleh bakteri di usus, menghasilkan gas, kembung, sembelit, atau gangguan pencernaan lainnya.