优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Sejarah Soto di Indonesia, Sajian yang Dipengaruhi Budaya Peranakan

优游国际.com - 10/01/2022, 17:03 WIB
Krisda Tiofani,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Soto merupakan hidangan berkuah panas yang dikenal luas sebagai makanan khas Indonesia.

Banyak teori terkait asal usul soto. Sebagian mengatakan bahwa soto termasuk makanan asli Indonesia, sedangkan sumber lainnya menyebut bahwa sajian kaya rempah ini dipengaruhi oleh masakan peranakan Tionghoa.

"Ada yang mengatakan dengan teori masuk akal bahwa soto adalah makanan Indonesia yang berasal dari pengaruh peranakan Tionghoa yang bermula pada abad ke-19," ujar Fadly Rahman, sejarawan kuliner Indonesia saat dihubungi 优游国际.com. 

Fadly menuturkan, kata soto merupakan serapan dari kata jao to atau cau to yang berarti makanan berkuah menurut bahasa peranakan Tionghoa.

Baca juga:

Ilustrasi soto tangkar khas BetawiShutterstock/Ariyani Tedjo Ilustrasi soto tangkar khas Betawi

Kuah yang umum digunakan dalam soto terbuat dari kaldu daging. Kuah ini kemudian disajikan bersama babat atau jeroan.

"Saat itu yang banyak didagangkan adalah bahan bakunya jeroan," tuturnya.

Penggunaan babat atau jeroan memperkuat anggapan bahwa soto mendapat pengaruh dari peranakan Tionghoa.

Menurut anekdot populer mengenai kuliner Kanton, mayoritas orang Kanton akan menyantap makanan apa saja, termasuk babat atau jeroan.

"Ada anekdot yang mengatakan bahwa orang-orang kanton itu, apapun (dimakan). Hewan berkaki dua atau berkaki empat itu dimakan, bahkan meja sekalipun dimakan, itu leluconnya," jelas Fadly.

Baca juga:

Halaman:


Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau