KOMPAS.com - Nama Ratna Sari Dewi atau dikenal juga sebagai Dewi Soekarno tengah menjadi perbincangan karena keputusannya untuk melepas status warga negara Indonesia (WNI).
Diberitakan, keputusan Dewi Soekarno untuk melepas status WNI karena akan maju menjadi calon pejabat legislatif (caleg) di Jepang.
Dulu, Dewi memperoleh status WNI setelah menikah dengan presiden pertama Indonesia Soekarno pada tahun 1962. Mungkin belum banyak yang tahu sepak terjang perempuan bernama asli Naoko Nemoto ini.
Bagaimana latar belakang pendidikan Dewi hingga akhirnya dipersunting Soekarno dan kini akan maju sebagai calon legislatif?
Dikutip dari laman esi.kemdikbud.go.id, Rabu (19/2/2025), Dewi Soekarno lahir di Tokyo pada 6 Februari 1940.
Dia berasal dari keluarga sederhana, ayahnya seorang pekerja konstruksi migran di Tokyo. Kondisi ini membuat Dewi harus mengenyam pendidikan sembari bekerja. Hal ini semata-mata untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarganya.
Baca juga: Profil Pendidikan Irene Sukandar, Pecatur Indonesia yang Masuk 9 Besar Dunia
Dewi mengawali pendidikan dasarnya di Togai School, Tokyo, pada sekitar tahun 1946. Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya tersebut, pada 1952-1955 ia melanjutkan pendidikan menengahnya di Koryo School dan Mita School, yang keduanya berada di Tokyo.
Keadaan perekonomian keluarga yang pada saat tersebut tidak stabil, mengharuskan Dewi untuk menyelesaikan pendidikannya sembari bekerja. Namun kala itu, Dewi tetap bersemangat untuk menghidupi keluarga, yakni kedua orangtuanya.
Dewi remaja pada saat tersebut memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap dunia seni dan sastra.
Ketertarikannya inilah yang kemudian mendorongnya untuk mempelajari tarian klasik Jepang, bernyanyi, hingga bermain drama di Sishere Hayakawa Art Production.
Hal ini menjadi titik awal terjunnya Dewi ke dunia entertainment. Paras cantik dan kepiawaiannya dalam dunia seni, membuat Dewi kerap muncul di pentas-pentas terkemuka yang berlangsung di Tokyo.
Baca juga: Raline Shah Stafsus Komdigi, Ternyata Lulusan National University of Singapore
Untuk mendukung kemampuannya tersebut, Dewi Soekarno memutuskan untuk mempelajari bahasa Inggris. Keputusannya untuk mempelajari bahasa Inggris tersebut, menjadi salah satu jalan menuju pertemuannya dengan Presiden Sukarno.
Dewi pertama kali bertemu dengan Soekarno pada Juni 1959. Pertemuan singkat itu membuat Soekarno jatuh hati pada Dewi.
Setelah pertemuan pertama tersebut, Soekarno kemudian mengirimkan undangan kepada Dewi yang pada saat itu berusia 19 tahun, untuk datang ke Indonesia.
Naoko tiba di Jakarta pada 14 September 1959. Setelah melalui berbagai proses, akhirnya pada 3 Maret 1962 Dewi resmi menjadi istri dari Presiden Soekarno.