KOMPAS.com - Belakangan ini viral foto mata korban tragedi Kanjuruhan yang memerah dan tak kunjung hilang akibat gas air mata.
Ramainya pemberitaan itu membuat Dosen FK UM Surabaya Rini Kusumawardhany angkat suara. Selain jadi dosen, Rini juga merupakan spesialis mata.
Baca juga: Ini 5 Ciri-ciri Orang yang Cocok Masuk Jurusan Psikologi
Rini menyebut gas air mata terdiri dari berbagai bahan kimia berbeda, di antaranya Chloroacetophenone (CN), Chlorobenzylidenemalononitrile (CS), Chloropicrin (PS), Nromobenzylcyanide (CA) Dibenzoxazepine (CR).
Meskipun sering disebut sebagai gas air mata, senyawa aktif sebenarnya bukan gas tetapi benda padat.
Bahan gas air mata CS berbentuk aerosol sebagai mikropartikel mikroenkapsulasi 3-10m dalam aerosol.
"Kontak dengan gas air mata menyebabkan iritasi pada sistem pernapasan, mata, dan kulit. Rasa sakit terjadi karena bahan kimia dalam gas air mata mengikat salah satu dari dua reseptor rasa sakit yang disebut TRPA1 dan TRPV1," kata Rini dalam keterangannya, Rabu (12/10/2022).
Rini menjelaskan, TRPA1 adalah reseptor rasa sakit yang sama dengan target capsaicin dalam semprotan merica.
Penggunaan campuran bahan kimia harus dengan konsentrasi serendah mungkin.
Hal ini seperti pada kasus trauma kimia mata asam atau basa, di mana konsentrasi pH sangat mempengaruhi tingkat keparahan gejala, prognosis dan komplikasinya.
Dia menyebut dampak gas air mata akan mengakibatkan iritasi kimia yang umumnya diperkirakan menyebabkan lakrimasi atau mata berair, blefarospasme (sulit membuka mata), nyeri superfisial, seperti sensasi terbakar pada mata, reaksi alergi dermatitis kontak pada mata dan pandangan kabur.
Baca juga: Pakar Paru Unair Ungkap Dampak Kena Gas Air Mata
Sedangkan paparan jangka panjang atau paparan jarak dekat dari gas air mata dapat menyebabkan kebutaan.
Karena, kerusakan saraf mata (traumatik optik neuropati), pendarahan (subkonjuntival bleeding), katarak (katarak traumatika), erosi kornea, dan khemosis (pembengkakan selaput bening mata).
Rini menyebut, penanganan pertama pada mata yang terkena gas air mata harus dihilangkan paparan bahan kimianya terlebih dahulu.
Yakni, dengan cara membilas mata dengan air mengalir atau air mineral selama 10-20 menit.
"Itu adalah perawatan awal yang paling sering direkomendasikan untuk mendekontaminasi mata," jelas dia.
Lalu, segera bawa penderita ke fasilitas kesehatan terdekat untuk dilakukan irigasi atau pembilasan dengan saline (larutan garam) normal.
Baca juga: 7 Tips Sukses Wawancara Beasiswa dari Dosen UM Surabaya
"Berdasarkan beberapa penelitian, sebelum dirujuk ke dokter spesialis mata, irigasi dengan 500 ml normal saline menunjukkan perbaikan gejala yang signifikan dan mencegah kerusakan pada kornea yang dapat menyebabkan kebutaan akibat gas air mata," tukas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.