KOMPAS.com - Bermula dari unggahan di media sosial, Black Lives Matter berkembang menjadi gerakan sosial yang konsisten menyuarakan penghentian diskriminasi rasial terhadap warga kulit hitam.
Dilansir , tagar ini berawal dari unggahan Facebook yang ditulis oleh Alicia Garza pada 13 Juli 2013.
Ia mengungkapkan kesedihan dan kemarahan setelah pembebasan George Zimmerman, pria Florida yang membunuh seorang remaja kulit hitam pada 2012.
Garza semakin sedih ketika menyadari banyak orang menyalahkan korban, Trayvon Martin, dan bukannya rasialisme yang telah menjangkiti masyarakat.
Dalam unggahannya di Facebook, warga Oakland, California ini menuliskan kalimat "Black lives matter" atau "nyawa warga kulit hitam itu penting".
Teman Garza, Patrice Cullors, membaca dan membalas unggahan tersebut dengan tagar #BlackLivesMatter.
Ini menjadi kali pertama tagar #BlackLivesMatter dibagikan di media sosial.
Seiring kepopuleran tagar tersebut, Garza, Cullors, dan rekan aktivis Opal Tometi membangun jaringan antirasialisme dengan menggunakan nama Black Lives Matter.
Slogan "Black Lives Matter" segera diadopsi luas oleh para aktivis dalam berbagai aksi protes terkait antirasialisme kulit hitam, terutama setelah pembunuhan Eric Garner di Staten Island, New York, dan Michael Brown di Ferguson, Missouri, pada 2014.
Meski jajak pendapat pada waktu itu menunjukkan mayoritas warga Amerika Serikat (AS) tidak menyetujui slogan dan gerakan Black Lives Matter, dukungan untuk gerakan ini semakin meningkat pada tahun-tahun berikutnya.
Tagar #BlackLivesMatter semakin dikenal luas setelah pembunuhan George Floyd oleh polisi di Minneapolis pada Mei 2020 memicu aksi protes nasional dan membuat kasus tersebut mendapat perhatian internasional.
Dilansir , gerakan Black Lives Matter memiliki banyak tujuan.
Para aktivis berusaha menunjukkan orang kulit hitam diperlakukan tidak adil di masyarakat dan institusi, hukum, serta kebijakan yang membantu melanggengkan ketidakadilan tersebut.
Gerakan ini memerangi rasialisme melalui berbagai cara, seperti aksi politik, kampanye menulis surat, dan protes tanpa kekerasan.
Upaya yang telah dilakukan meliputi seruan untuk pelatihan yang lebih baik dan akuntabilitas yang lebih besar terhadap polisi.