KOMPAS.com - Masyarakat Lithuania memperingati 16 maret sebagai momen bersejarah dalam upaya mempertahankan bahasa mereka saat dikuasai Kekaisaran Rusia.
Dikutip dari , tanggal tersebut merupakan hari kelahiran seorang nasionalis Lithuania, Jurgis Bielinis, pada 1846.
Ia berperan membangun jaringan penyelundup buku terbesar yang menyelamatkan bahasa Lithuania.
Kisah penyelundupan buku ini bermula dari pelarangan bacaan berbahasa Lithuania oleh Kekaisaran Rusia. Negara itu berada di bawah kekuasaan Rusia sejak 1795.
Baca juga: 18 Juli 1936: Buku Mein Kampf Hitler Diterbitkan, Ditulis di Penjara
Pada 1863, terjadi pemberontakan besar yang melibatkan sekitar 66.000 rakyat Lithuania. Setelah pemberontakan dipadamkan, para pelakunya dihukum mati atau diasingkan ke Siberia oleh pemimpin Rusia Tsar Alexander II.
Setahun setelah pemberontakan, Gubernur Jenderal Lithuania Mikhail Muravyov melarang penggunaan bahsa Latin Lithuania. Itu berlanjut dengan pelarangan total penerbitan bacaan menggunakan bahasa tersebut dua tahun kemudian.
Larangan tersebut merupakan upaya memberantas bahasa Lithuania dan memaksa rakyatnya terasimilasi sepenuhnya dengan Kekaisaran Rusia.
Anak-anak Lithuania juga diwajibkan bersekolah di sekolah negeri Rusia. Di sana, mereka diajarkan alfabet Cyrillic Rusia melalui buku-buku yang dicetak Pemerintah Rusia.
Melawan pemberangusan
Rakyat Lithuania tidak tinggal diam dengan upaya pemberangusan bahasa mereka oleh Kekaisaran Rusia.
Segera setelah kebijakan itu diberlakukan, muncul orang-orang yang berjuang untuk mempertahankan kedaulatan dengan menyebarkan tulisan berbahasa Lithuania.
Karena mereka tidak dapat menerbitkan buku di dalam negeri, banyak orang Lithuania mulai mencetaknya ke luar negeri dan menyelundupkannya kembali ke negara mereka.
Awalnya, para penyelundup atau knygnesiai bekerja sendiri. Mereka membawa buku-buku dalam karung atau gerobak tertutup, dan mengantarkannya ke seluruh Lithuania.
Baca juga: Fakta The Prophet, Buku Kahlil Gibran yang Diterjemahkan ke 100 Bahasa
Sebagian besar penyelundupan dilakukan pada malam hari, ketika pengawasan perbatasan lebih longgar. Upaya terorganisasi dalam skala besar baru dimulai pada 1867.
Inisiatornya adalah Uskup Motiejus Valancius. Dia membangun percetakan di negara tetangga Prusia untuk menerbitkan lebih banyak buku doa.