KOMPAS.com - Tiga puluh delapan tahun yang lalu, tepatnya 15 November 1984, bayi penerima transplantasi jantung babun meninggal di Loma Linda, California.
Dikutip dari , Baby Fae lahir pada 14 Oktober 1984 dengan sindrom jantung kiri hipoplastik, di mana sebagian atau seluruh sisi kiri jantung hilang.
Beberapa hari setelah kelahirannya, ahli bedah jantung Loma Linda University Medical Center Leonard L Bailey meyakinkan ibu Baby Fae untuk mengizinkannya mencoba transplantasi jantung babun.
Prosedur transplantasi jantung hewan ke manusia telah dilakukan sebanyak tiga kali pada masa itu, yang terakhir pada 1977, tetapi tidak ada yang bertahan lebih dari 3,5 hari.
Bailey berpendapat, sistem kekebalan bayi yang belum terbentuk sempuran kemungkinan membuatnya mampu menerima transplantasi organ asing lebih baik dibanding orang dewasa.
Pada 26 Oktober 1984, Bailey melakukan transplantasi jantung babun ke manusia. Dia mengangkat jantung cacat Baby Fae dan menggantikannya dengan jantung babun muda yang sehat dan seukuran kenari.
Di luar dugaan, Baby Fae selamat dari operasi berisiko tinggi tersebut. Peristiwa itu segera menarik perhatian publik Amerika dan komunitas internasional.
Namun, tubuh Baby Fae mulai menunjukkan upaya penolakan terhadap organ asing yang dimasukkan ke dalam tubuhnya. Dokter terpaksa meningkatkan dosis obat imunosupresif, yang menyebabkan gagal ginjal.
Pada 15 November 1984, Baby Fae mengalami serangan jantung dan akhirnya meninggal dunia setelah bertahan selama 20 hari sejak transplantasi dilakukan.
Dilansir , pada awalnya dosis tinggi obat imunosupresif diduga sebagai faktor penyebab meninggalnya Baby Fae.
Namun, setahun kemudian Bailey mengungkapkan alasan yang lebih memungkinkan menjadi penyebab kematian.
Dia mengatakan, Baby Fae meninggal karena kesalahan keputusan medis, di mana jantung babun yang ditransplantasikan memiliki golongan darah berbeda.
Baby Fae bergolongan darah O, sedangkan babun bergolongan darah AB.
Akibat ketidakcocokan golongan darah, Baby Fae memproduksi antibodi terhadap sel darah merahnya sendiri, yang menyebabkan darahnya menggumpal.
Menurut Bailey, ketika Baby Fae meninggal ginjalnya dipenuhi dengan sel darah merah "abnormal" sehingga tidak dapat bekerja.
"Jika Baby Fae memiliki golongan darah AB, dia akan tetap hidup sampai sekarang," kata Bailey.
Bailey mengatakan, keputusan untuk tidak mencocokkan golongan darah Baby Fae dan babun didasarkan pada keyakinan keliru bahwa perbedaan golongan darah tidak akan menjadi masalah dibandingkan perbedaan antar-spesies.
Pada saat itu Bailey juga berpikir bahwa sistem kekebalan bayi belum sempurna dan dapat diblokir oleh obat anti-rejection dosis besar. Selain itu, babun dengan darah tipe O langka dan Bailey tidak memilikinya saat Baby Fae membutuhkan transplantasi.
“Kami akhirnya menyesali semua proses pengambilan keputusan ini,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.