KOMPAS.com - Perang Rusia dan Ukraina memunculkan dugaan program pengembangan senjata biologis.
Tuduhan itu disampaikan oleh Rusia yang menyatakan bahwa Ukraina menjalankan laboratorium senjata biologis dengan dukungan Departemen Pertahanan Amerika Serikat.
Pihak AS telah membantah tuduhan dari Rusia. Sebaliknya, mereka menuding balik bahwa Rusia menyebarkan klaim yang belum terbukti itu sebagai kemungkinan awal untuk meluncurkan serangan biologis atau kimianya sendiri.
Baca juga: PBB Sebut Tak Ada Bukti Ukraina Punya Program Senjata Biologis Seperti yang Dituduhkan Rusia Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Ned Price, saat berbicara mengenai situasi Afghanistan di Gedung Kemenlu AS, Washington DC, 18 Agustus 2021.
"Kremlin dengan sengaja menyebarkan kebohongan bahwa Amerika Serikat dan Ukraina melakukan kegiatan senjata kimia dan biologi di Ukraina," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price dikutip dari AFP.
"Rusia menciptakan dalih palsu dalam upaya membenarkan tindakan mengerikannya sendiri di Ukraina," lanjut Price.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sendiri pada Jumat (11/3/2022), menyebut tidak bukti Ukraina memiliki program senjata biologis seperti yang dituduhkan oleh Rusia.
Lalu apa sebenarnya yang dimaksud dengan senjata biologis? Mengapa isu senjata biologis kerap dimunculkan dalam konflik antar negara di dunia?
Baca juga: Peringatan AS: Rusia Bisa Pakai Senjata Biologis di Ukraina
Biologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang banyak memberi manfaat bagi kehidupan manusia. Hingga kini pun, ada banyak kemungkinan yang bisa ditelusuri lewat biologi.
Namun, dalam kasus tertentu, biologi bisa menjadi sangat berbahaya, contohnya bila digunakan untuk menyerang atau istilahnya senjata biologis.
Dilansir berita 优游国际.com (29/6/2020) dari WHO, senjata biologis adalah mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, atau racun yang diproduksi dan dilepas dengan sengaja untuk menyebarkan penyakit bagi manusia, hewan, maupun tumbuhan.
Sebelum dilarang, senjata biologis kerap digunakan untuk perang. Contohnya pada Juni 1763, tentara Inggris menyebarkan virus cacar ke penduduk asli Amerika. Kurang lebih 100 orang Indian tewas akibat penyakit itu.
Baca juga: Bahaya Ilmu Biologi dan Bioetika
Setelah berakhirnya Perang Dunia II, negara-negara bersepakat untuk melarang penggunaan senjata biologis. Tak hanya itu, ilmuwan juga bersepakat untuk menjunjung tinggi etika dan tanggung jawab moral dalam penelitiannya.
Sebelum disepakatinya pelarangan senjata biologis, negara-negara di dunia sudah lebih dahulu bersepakat melarang penggunaan senjata kimia dalam perang.
Kesepakatan itu terjadi di tahun 1925 melalui Protokol Geneva, bahwa penggunaan gas pencekik, gas beracun, dan zat-zat kimia lainnya dalam perang adalah dilarang.
Protokol Geneva 1925 melarang penggunaan segala bentuk cara perang kimia dan perang biologi, dan termasuk dalam Konvensi Geneva atau Konvensi Jenewa yang merupakan penetapan standar hukum internasional mengenai perlakuan kemanusiaan bagi korban perang.