优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Mengapa Indonesia Tak Balas Saja Tarif Trump seperti China?

优游国际.com - 08/04/2025, 05:00 WIB
Muhammad Iqbal Amar,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan sikap resmi dan langkah lanjutan menghadapi kebijakan tarif timbal balik dari Amerika Serikat atau dikenal tarif Trump.

Pemerintah Indonesia telah menyiapkan respon atas kebijakan tarif Trump usai rapat virtual yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto yang diikuti oleh menteri terkait.

Diketahui, Indonesia menjadi salah satu dari 180 lebih negara yang terkena kebjikan tarif Trump pada Kamis (3/4/2025).

Produk asal Indonesia yang masuk ke Amerika Serikat dikenai tarif sebesar 32 persen.

Merespon tarif timbal balik AS tersebut, sejumlah negara menyiapkan langkah balasan atau retaliasi seperti China, sebelum kebijakan tarif Trump itu berlaku mulai 9 April 2025.

Lantas, bagaimana dengan pemerintah Indonesia dalam menghadapi kebijakan tarif Trump tersebut?

Baca juga: Donald Trump Kembali Hadapi Upaya Pemakzulan, Ada Apa?

Indonesia pilih jalur diplomasi

Alih-alih melakukan pembalasan, pemerintah Indonesia justru memilih jalur diplomasi dan negosiasi untuk mencari solusi yang saling menguntungkan (win win solution).

Saat ini, pemerintah juga tengah menjalin komunikasi dengan United States Trade Representative (USTR), Kamar Dagang AS, dan negara mitra lainnya.

“Kita dikenakan waktu yang sangat singkat, yaitu 9 April, diminta untuk merespons. Indonesia menyiapkan rencana aksi dengan memperhatikan beberapa hal, termasuk impor dan investasi dari Amerika Serikat,” kata Airlangga dalam keterangan tertulis, dikutip dari pada Senin (7/4/2025).

Menurutnya, pendekatan ini dilakukan dengan mempertimbangkan kepentingan jangka panjang kerja sama dagang kedua negara.

Di samping itu, pemerinah juga ingin menjaga iklim investasi dan stabilitas ekonomi nasional.

Baca juga: Trump Kenakan Tarif Impor 32 Persen ke Indonesia, Rumus Apa yang Dipakai?

Kata pengamat soal Indonesia tak ambil langkah balasan 

Menurut ekonom Undip Wahyu Widodo, Indonesia punya risiko besar jika mengambil langkah pembalasan atau retaliasi seperti yang dilakukan China.

Diketahui, China membalas dengan mengenakan tarif resiprokal sebesar 34 persen terhadap semua produk impor AS pada Jumat (4/4/2025) dan akan mulai berlaku pada 10 April 2025.

Menurut Wahyu, jika Indonesia melakukan langkah balasan hanya akan meningkatkan eskalasi perang dagang.

"Posisi kita tidak sekuat China, sehingga untuk melakukan retaliasi resikonya sangat besar," ujarnya saat dimintai tanggapan 优游国际.com pada Senin (7/4/2025).

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau