KOMPAS.com - Lontong dan ketupat merupakan makanan khas yang identik dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri.
Sebagai pengganti nasi, kedua hidangan ini biasanya disajikan bersama opor ayam, rendang, atau sambal goreng ati.
Secara tradisional, lontong dan ketupat dibungkus menggunakan daun pisang atau janur.
Selain mampu memberikan aroma khas, daun pisang ataupun janur juga aman digunakan untuk membungkus lontong atau ketupat daripada berbahan plastik.
Selain memberikan aroma khas yang menggugah selera, bahan alami ini juga lebih aman digunakan dibandingkan plastik.
Namun, beberapa orang mungkin belakangan mulai memilih plastik sebagai pembungkus lontong atau ketupat karena alasan kepraktisan.
Padahal, penggunaan plastik dalam proses memasak bisa menimbulkan risiko kesehatan yang berbahaya.
Lantas, apa saja bahaya yang dapat ditimbulkan dari penggunaan plastik sebagai pembungkus lontong dan ketupat?
Baca juga: Tips Membuat dan Menyimpan Ketupat Lebaran agar Tidak Cepat Basi
Meski praktis, penggunaan plastik tidak dianjurkan untuk dijadikan sebagai bungkus lontong maupun ketupat karena bisa memicu banyak gangguan kesehatan bagi tubuh.
Ahli gizi masyarakat dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), DR. dr. Tan SHot Yen, M.hum, memperingatkan pembungkus lontong atau ketupat yang menggunakan plastik bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius.
Tentunya, pembuatan lontong atau ketupat akan melalui proses pengukusan. Nah, ketika melalui proses tersebut, plastik yang berinteraksi dengan panas akan melepaskan zat kimia yang terkandung di dalamnya.
Zat kimia itulah yang kemudian bisa sangat berbahaya ketika sampai masuk ke dalam tubuh.
“Plastik yang terpapar panas, terutama jenis tertentu, dapat melepaskan zat kimia berbahaya yang bisa masuk ke dalam makanan dan tubuh, menyebabkan masalah kesehatan," jelas dr. Tan pada Selasa (18/3/2025), dikutip dari Antara.
Lebih lanjut, ia memaparkan, berbagai gangguan kesehatan yang bisa ditimbulkan ketika zat kimia plastik masuk ke dalam tubuh, termasuk gangguan hormonal, masalah reproduksi, dan bahkan risiko kanker.
Baca juga: Lebaran Ketupat 2024: Asal-usul dan Makna
Secara tradisional, lontong dan ketupat terbuat dari beras yang dimasak dengan cara dikukus dan berbentuk padat.