优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Mengapa Periode Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki Berlangsung Lama? Ini Kata PVMBG dan Pakar

优游国际.com - 21/03/2025, 18:15 WIB
Chella Defa Anjelina,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gunung Lewotobi Laki-laki meletus kembali untuk kesekian kalinya pada Kamis (20/3/2025) malam.

Menurut pengakuan Susilo Himawan (44), warga di Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Gunung Lewotobi sudah menunjukkan aktivitas vulkanik sejak lama dan beberapa kali erupsi.

"Seingat saya dari akhir 2023 itu sudah ada aktivitas vulkanik, terus kemudian sepanjang tahun 2024 status Gunung Lewotobi naik turun, dari waspada ke awas. Baru tadi malam erupsi besar lagi," ujarnya saat diwawancarai 优游国际.com, Jumat (21/3/2025).

Lantas, mengapa periode erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki berlangsung lama?

Baca juga: Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus, Warga Larantuka Dengar Dentuman Keras seperti Bom


Mengapa periode erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki lama?

Guru Besar Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjajaran (Unpada), Nana Sulaksana mengatakan, periode erupsi suatu gunung berapi dipengaruhi oleh kestabilan magma.

Artinya, periode erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki berlangsung lama karena ada perubahan suplai magma atau gangguan lainnya.

"Ada perubahannya itu gasnya atau fluidanya, dan sebagainya, sehingga stabilitas magma yang di bawah gunung tersebut terganggu," ujar Nana kepada 优游国际.com, Jumat.

Terpisah, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hadi Wijaya mengungkapkan, Gunung Lewotobi Laki-laki memiliki karakteristik erupsi yang berbeda dibandingkan gunung aktif lainnya, seperti Merapi.

Salah satu alasannya adalah perbedaan sistem magma.

"Lewotobi memiliki sistem magma yang relatif terbuka, sehingga suplai magma dari kedalaman bisa terus naik ke permukaan secara bertahap," paparnya kepada 优游国际,com, Jumat.

Hal ini berbeda dengan Merapi, yang magmanya baru bisa naik ke permukaan jika ada akumulasi tekanan dalam jumlah besar.

Selain itu, kekentalan magma Lewotobi cenderung bersifat basaltik-andesitik atau lebih rendah dibandingkan dengan magma Merapi yang sifatnya andestik-dasit.

Hadi menerangkan, magma dengan kekentalan rendah biasanya lebih mudah mengalir dan keluar dalam bentuk erupsi efusif atau strombolian berkepanjangan.

"Sehingga, aktivitasnya bisa berlangsung terus-menerus atau sering berulang dalam waktu yang relatif singkat," sambungnya.

Sementara, Merapi bisa mengalami fase istirahat setelah erupsi besar karena proses penutupan saluran dan akumulasi tekanan membutuhkan waktu yang lama.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau