Daun jelatang adalah tanaman yang populer digunakan sebagai pengobatan untuk alergi musiman yang terjadi akibat suatu zat, seperti serbuk sari.
Namun, bukti terkini mengenai seberapa efektif jelatang untuk meredakan alergi masih simpang siur.
Studi yang lebih lama menunjukkan, jelatang dapat mengganggu proses alergi dengan menghambat produksi histamin tubuh dan peradangan terkait.
Histamin menyebabkan gejala khas reaksi alergi, seperti peradangan dan gatal-gatal.
Namun, sebuah studi 2017 yang dilakukan para peneliti menemukan, ekstrak jelatang tidak lebih baik dalam mengurangi gejala alergi daripada plasebo.
Hiperplasia prostat jinak adalah pertumbuhan kelenjar prostat yang bersifat non-kanker pada pria. Kondisi ini dapat menyebabkan sejumlah gejala yang sebagian besar melibatkan proses saluran kemih.
Sebuah tinjauan menunjukkan, jika dikombinasikan dengan obat lain, ekstrak jelatang mungkin bermanfaat dalam mengobati gejala BPH.
Meski demikian, masih dibutuhkan penelitian lain untuk menilai manfaat ramuan ini.
Baca juga: Daun Sirih Bisa Membantu Meredakan Penyakit Apa Saja? Berikut 6 Daftarnya
Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa daun jelatang dapat mengobati diabetes.
Studi tinjauan menemukan bukti bahwa suplementasi jelatang dapat membantu penderita diabetes tipe 2 mengelola kadar gula darah.
Namun, para peneliti di kedua studi tersebut menyimpulkan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah jelatang dapat menjadi tambahan yang berguna sebagai perawatan diabetes.
Dikutip dari Healthline, tanaman jelatang secara tradisional digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi.
Penelitian pada hewan dan tabung reaksi menggambarkan bahwa tanaman ini dapat membantu menurunkan tekanan darah dengan beberapa cara.
Pertama, tanaman jelatang dapat merangsang produksi oksida nitrat yang bertindak sebagai vasodilator. Vasodilator mengendurkan otot-otot pembuluh darah Anda, membantu mereka melebar.
Selain itu, jelatang memiliki senyawa yang dapat bertindak sebagai penghambat saluran kalsium yang membuat jantung lebih rileks dengan mengurangi kekuatan kontraksi.