KOMPAS.com - Perayaan tahun baru Imlek identik dengan salah satu makanan khas Imlek bernama kue keranjang.
Dinamakan kue keranjang karena bentuk dari wadah cetakannya yang menyerupai keranjang.
Kue yang menjadi hidangan wajib saat perayaan Tahun Baru Imlek itu memiliki tekstur kenyal dan lengket.
Baca juga: 6 Manfaat Jeruk Mandarin yang Identik dengan Imlek, Apa Saja?
Dilansir dari buku Kepingan Narasi Tionghoa Indonesia: The Untold Histories karya Hendra Kurniawan, dijelaskan bahwa sejarah pembuatan kue keranjang bermula ketika China dilanda paceklik.
Menurut legenda China, penduduk di daerah yang dilanda kekeringan kala itu, mengungsi ke wilayah subur.
Mereka kemudian membuat makanan yang tahan lama dan mengenyangkan untuk bekal perjalanan menuju daerah subur.
Oleh karena itu, penduduk China kala itu mencairkan gula kemudian diaduk bersama tepung ketan dan dikukus.
Adonan itu kemudian dicetak menggunakan keranjang-keranjang bulat berdiameter 8-10 cm yang telah dilapisi daun pisang atau plastik.
Dalam perkembangannya, kue keranjang kemudian dijadikan hidangan yang wajib ada dalam perayaan Imlek.
Berdasarkan komposisi kue keranjang yang notabenenya terbuat dari beras ketan, gula, dan air maka tidak ada zat yang menjadikan kue keranjang tersebut haram.
Sehingga, hukumnya halal dan boleh dimakan oleh semua kalangan terutama orang Islam.
Baca juga: Tahun Baru Imlek Tanggal Berapa? Berikut Daftar Tanggal Merah 2025
Namun, kue keranjang haram dimakan jika komposisi yang digunakan berasal dari bahan-bahan yang haram seperti lemak babi hingga alkohol.
Saat memasuki Tahun Baru Imlek, kebiasaan masyarakat Tionghoa ialah menyantap kue keranjang terlebih dahulu sebelum menyantap nasi.
Hal itu dianggap sebagai suatu pengharapan agar dapat selalu beruntung dalam pekerjaannya sepanjang tahun
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa Nian Gao atau bahasa China dari kue keranjang secara harfiah berarti tahun yang tinggi.
Kata tersebut juga terdengar seperti kata tinggi dalam bahasa China. Oleh sebab itu, kue keranjang sering kali disusun tinggi atau bertingkat.
Makin ke atas, makin mengecil kue yang disusun itu, yang memberikan makna peningkatan dalam hal rezeki atau kemakmuran.
Makanan legit ini menjadi simbol harapan akan pendapatan yang lebih tinggi, jabatan yang lebih tinggi, dan perkembangan anak-anak yang lebih baik tahun depan.
Baca juga: 11 Menu Imlek di Dunia yang Dianggap Membawa Keberuntungan, Apa Saja?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.