KOMPAS.com - Serangan bom bunuh diri terjadi di stasiun Kota Quetta, Balochistan, Pakistan pada Sabtu (9/11/2024) pukul 08.45 waktu Pakistan.
Dikutip dari AP News, sabtu (9/11/2024), setidaknya ada 26 korban meninggal, termasuk tentara dan staf kereta api. Selain itu, ledakan bom juga melukai 62 orang, beberapa di antara korban dalam kondisi terluka parah.
Dilansir dari BBC, Sabtu (9/11/2024), kepala operasi kepolisian setempat, Muhammad Baloch menyatakan, ledakan tersebut dilakukan oleh seorang kelompok separatis yang membawa 6-8 kilogram bahan peledak.
“Ketika orang-orang mereka ditangkap, mereka melakukan serangan balasan. Kami semua harus berjuang dalam perang ini. Kami tangguh. Tim kami di sini berusaha menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa,” jelas Baloch.
Dikutip dari Reuters, Sabtu (9/11/2024), Tentara Pembebasan Balochistan (BLA) mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Kelompok militan ini menginginkan kemerdekaan Balochistan, sebuah provinsi dengan populasi sekitar 15 juta orang yang berbatasan dengan Afghanistan di utara dan Iran di barat.
BLA adalah kelompok pemberontak terbesar yang memerangi pemerintah Pakistan. Mereka memberontak dengan dalih sumber daya gas dan mineral provinsi tersebut dieksploitasi secara tidak adil oleh negara.
Baca juga: Pakistan Catat Polusi Udara Terburuk, Pemerintah Terapkan Karantina Wilayah Hijau
Seorang administrator senior pemerintah, Hamza Shafqaat menyampaikan, serangan tersebut terjadi ketika hampir 100 penumpang sedang menunggu kereta di stasiun wilayah Quetta.
Ratusan orang tersebut rencananya akan pergi ke kota garnisun atau kota yang memiliki banyak instalasi militer, Rawalpindi, Punjab, Pakistan.
Video yang beredar di media sosial menunjukkan, puluhan orang sedang terlihat di peron sebelum ledakan terjadi.
Tiba-tiba bom meledak dan menghancurkan struktur baja atap peron yang berada di stasiun tersebut.
Rekaman CCTV lainnya memperlihatkan, sejumlah orang terluka dan puing-puing berserakan di seluruh stasiun.
Usai ledakan, terlihat beberapa personel melakukan pengecekan di area tersebut yang sudah banyak korban berlumuran darah dan barang pribadi berserakan.
Korban luka yang dibawa ke Rumah Sakit Sipil, Abdul Jabbar menyampaikan, ketika ledakan terjadi, ia sedang masuk ke stasiun setelah membeli tiket.
Ledakan yang terlalu dahsyat dan begitu cepat membuat Jabbar tidak bisa menggambarkan kengerian saat peristiwa tersebut.