KOMPAS.com - Pendiri Wikileaks Julian Assange dinyatakan bebas setelah terlibat perselisihan hukum selama 14 tahun dengan pemerintah Amerika Serikat.
Diberitakan BBC, Kamis (27/6/2024), Julian Assange dituduh membocorkan dokumen rahasia AS melalui situs Wikileaks buatannya pada 2010. Dokumen itu termasuk video dari helikopter militer AS yang merekam warga sipil terbunuh di ibu kota Irak, Baghdad.
Assange juga menerbitkan ribuan dokumen rahasia yang menunjukkan militer AS membunuh ratusan warga sipil dalam insiden yang tidak dilaporkan selama perang di Afghanistan.
Hal tersebut memicu reaksi dari seluruh dunia dan menyebabkan pengawasan ketat terhadap keterlibatan AS dalam konflik luar negeri.
Meski begitu, AS menjatuhkan 18 dakwaan kepada Julian Assange. Jika terbukti bersalah, dia terancam hukuman hingga 175 tahun penjara.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Serangan Bom Besar di Markas Militer AS dan Perancis di Beirut
Pria kelahiran Townsville City, negara bagian Queensland, Australia ini merupakan editor, penerbit, dan aktivis yang mendirikan situs WikiLeaks pada 2006. Situs tersebut dibuat untuk menerbitkan informasi rahasia yang bocor.
Dikutip dari The Guardian, Selasa (25/6/2024), nama Assange menjadi terkenal secara global setelah Wikileaks menerbitkan serangkaian dokumen rahasia yang dibocorkan mantan tentara AS, Chelsea Manning pada 2010.
Dokumen tersebut salah satunya berisi video serangan helikopter Apache pada 2007 oleh pasukan Amerika di Baghdad, Irak yang menewaskan 11 orang termasuk dua jurnalis Reuters.
Pemerintah AS kemudian melancarkan penyelidikan kriminal. Manning akhirnya dihukum dan dipenjara, meski mendapat keringanan hukuman.
Pada 2016, Assange kembali menjadi berita utama setelah WikiLeaks menerbitkan email dari agen Partai Demokrat menjelang pemilihan presiden AS. Saat itu, Demokrat mencalonkan Hillary Clinton.
Jaksa AS mengatakan, email-email itu dicuri oleh intelijen Rusia sebagai bagian dari operasi tindakan campur tangan dalam pemilu yang dilakukan pihak lawan, Donald Trump dari Partai Republik.
Baca juga: Kisah Robert Hanssen, Agen FBI yang Jadi Mata-mata Rusia
Surat perintah penangkapan Assange dari pemerintah AS dikeluarkan pada 2010. Dia dituduh membocorkan dokumen rahasia negara dan membantu pencurian arsip militer.
Tindakannya juga dianggap membahayakan nyawa mitra, sekutu, dan diplomat AS. Wikileaks disebut mengurangi kemampuan diplomat AS membangun hubungan luar negeri.
Di tahun tersebut, dia juga dituduh atas pemerkosaan dan kekerasan seksual di Swedia, meski uduhan itu dibantah.
Dugaan kasus tersebut kekerasan seksual itu membuatnya diekstradisi dari Inggris ke Swedia untuk kemudian diekstradisi ke AS.