KOMPAS.com - Gempa dengan magnitudo (M) 6,0 mengguncang wilayah selatan Jawa pada Kamis (8/6/2023) pukul 00.04 WIB.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengonfirmasi gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Sleain itu, menurut BMKG, gempa di selatan Jawa itu memiliki parameter update M 5,8.
Baca juga: Gempa M 6,0 Guncang Pacitan, Ini Wilayah yang Merasakan
Berikut 5 hal soal gempa di Selatan Jawa, DIY:
Daryono mengatakan, gempa terletak pada koordinat 9,15 derajat Lintang Selatan (LS) dan 110,64 derajat Bujur Timur (BT).
"Atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 128 kilometer arah selatan Gunungkidul, DIY," ujarnya, kepada 优游国际.com, Kamis.
Gempa Selatan Jawa, DIY terjadi di kedalaman 46 kilometer.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gempa Jogja Sabtu Wage 27 Mei 2006
Daryono menambahkan, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal.
Gempa tersebut diakibatkan adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.
Daryono mengatakan bahwa gempa ini merupakan aktivitas zona Megathrust Selatan Jawa.
"Gempa M 5,8 di Selatan DIY-Jawa Timur dengan mekanisme naik (thrusting) ini menjadi ciri aktivitas gempa Interplate di zona Megathrust Selatan Jawa," kata dia.
Baca juga: Analisis BMKG soal Gempa M 7,7 Kaledonia Baru yang Picu Tsunami Kecil
Gempa dirasakan di DIY dengan skala intensitas V MMI atau getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk.
Selain itu, sejumlah warga di beberapa daerah juga mengaku merasakan getaran gempa di antaranya di Solo, Ponorogo, Semarang, Pacitan, bahkan hingga Malang, Jawa Timur.
Mag:6.0, 08-Jun-23 00:04:55 WIB, Lok:9.15 LS,110.69 BT (117 km BaratDaya PACITAN-JATIM), Kedlmn:10 Km, tdk berpotensi tsunami
— BMKG (@infoBMKG)
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," kata Daryono.
Baca juga: Analisis Gempa M 6,9 Mentawai Hari Ini, BMKG: Karena Subduksi Lempeng Indo-Australia
Daryono menyatakan, hingga pukul 00.47 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi sembilan kali aktivitas gempa susulan.
Adapun magnitudo terbesar dari sembilan gempa susulan yang terjadi, yakni M 4,1.