优游国际

Baca berita tanpa iklan.
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Babak Belur Mencari Definisi Musik

优游国际.com - 04/06/2023, 06:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di
Editor

KAMUS Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan apa yang disebut sebagai musik adalah :

1 ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan; 2 nada atau suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama yang menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu).

Sementara Oxford Dictionary mirip KBBI mendefinisikan musik sebagai: “sounds that are arranged in a way that is pleasant or exciting to listen to”.

Kamus Duden dan Larousse juga seiring sejalan dalam mendefinisikan musik maka para ensiklopedia mulai dari Brittanica, Americana, Brockhaus, Winkler Prins, La Grande, sampai ke Musik in Geschichte und Gegenwart juga kira-kira serupa dan sama.

Tampaknya secara tak sengaja para pemikir dan cendekiawan sudah menjalin semacam konspirasi dalam mendifinisikan apa yang disebut sebagai musik.

Lain halnya dengan Josephine Foster menafsirkan musik dengan menulis lirik: Du holde Kunst, in wieviel grauen Stunden / Wo mich des Lebens wilder Kreis umstrickt / Hast du mein Herz zu warmer Lieb entzunden / Hast mich in eine beßre Welt entrückt / In eine bessre Welt entrückt, yang kemudian indah dimusikalisasikan menjadi sebuah mahakarya Lieder oleh Franz Schubert dengan judul "An Die Musik".

Mohon dimaafkan bahwa sebagai insan yang sudah terlanjur babak belur dalam mencari definisi musik selama nyaris tiga-perempat abad, terpaksa saya mengakui bahwa secara subyektif tidak setuju terhadap segenap pemaknaan para kamus dan ensiklopedia terhebat di marcapada tentang apa yang disebut sebagai musik.

Sebagai pembelajar musik yang sudah mempergelar karya musik di panggung mancanegara termasuk Sydney Opera House dan Carnegie Hall untuk sementara ini saya memberanikan diri menegaskan bahwa secara kodrati musik hadir pada apapun yang ekplisit terindera maupun implisit tidak terindera oleh indera dengar saya yang tidak sempurna ini.

Bagi saya bahkan kesunyian dan kesenyapan yang dalam bahasa Jawa disebut sebagai suwung juga merupakan musik seperti telah saya intuitif tuangkan maknanya ke dalam karya musik saya pada tahun 80-an abad XX berjudul “Meditasi” untuk dipergelar dengan alat musik apa pun tanpa mengeluarkan suara atau bunyi apa pun sebab para pemusiknya harus fokus bermeditasi dalam mempergelar karya musik tanpa nada, irama dan suara saya tersebut.

Bagi saya musik secara kodrati langsung terkait secara serta merta melekat pada kesadaran saya di mana tanpa kesadaran saya bahkan musik sudah kekal abadi hadir dan sekaligus juga tidak hadir di dalam semesta ini.

Keyakinan saya mungkin terkesan mirip-mirip dengan apa yang dipikirkan oleh Pythagoras dan para rasulnya tentang apa yang mereka sebut sebagai “music of the spheres”.

Namun namanya juga mirip-mirip belaka, maka berarti tidak sama sebab dugaan saya sebenarnya lebih radikal seperti akar serabut merambah ke mana-mana sampai ke luar dari ruang dan waktu sehingga di luar jangkauan daya ungkap kata-kata apalagi kalimat.

Bahkan akhir-akhir ini saya makin teguh beriman keyakinan sekaligus keraguan bahwa musik an sich sudah eksis dengan sendirinya tanpa perlu digubah oleh manusia.

Berarti sebelum saya dilahirkan dan setelah saya mati musik juga telah dan akan hadir sebagai suatu hipotesa yang mustahil saya buktikan benar-tidaknya apalagi secara empirik saya belum pernah mati.

Sudah barang tentu saya cukup tahu diri untuk tidak memaksakan definisi-anti definisi musik saya ke orang lain.

Namun mohon juga jangan ada yang memaksakan definisi musik kepada saya selama masih belum ada undang-undang membatasi hak asasi manusia membuat definisi tentang musik selaras asas definisimu definisimu, definisiku definisiku.

Memang musik tergolong benda dan/atau tak benda yang sebenarnya bukan untuk diperdebatkan, namun untuk diperdengarkan serta dihayati sambil dinikmati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau