KOMPAS.com – Rabies adalah penyakit menular yang memiliki risiko kematian sangat tinggi, baik pada hewan maupun manusia.
Penyakit yang disebabkan oleh virus rabies ini bisa diderita oleh hewan dan kemudian menular ke manusia lewat gigitan.
Oleh karena itu, untuk mencegah tertularnya seseorang dari hewan yang terkena rabies, alangkah baiknya mengetahui gejala rabies pada hewan dan bagaimana penanganannya.
Baca juga: Apa Itu Rabies: Penyebab, Gejala, dan Penanganan Pertama Terkena Gigitan
Dosen fakultas kedokteran hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) Slamet Raharjo menjelaskan, gejala rabies pada hewan terbagi dalam tiga fase.
“Gejala dibagi menjadi tiga fase. Fase prodormal, eksitasi, dan paralisis,” ucap Slamet kepada ÓÅÓιú¼Ê.com, Sabtu (13/5/2023).
Menurutnya, rabies merupakan penyakit zoonosis yang sangat berbahaya dan sampai saat ini belum ada obatnya.
“Sehingga tingkat kematian atau mortalitas dapat mencapai 100 persen,” tuturnya.
Lebih lanjut, berikut penjelasan dari tiga fase gejala rabies:
Slamet menjelaskan, gejala prodormal ini biasanya muncul tiga hari setelah tertular.
“Bisa berlangsung selama 3 bulan, tergantung derajat dan keganasan infeksi,” jelasnya.
Pada fase ini, gejala yang dialami penderita sebagai berikut:
Ia menerangkan, fase eksitasi terjadi ketika virus sudah berkembang dalam kelenjar air ludah atau saliva.
“Fase ini menjadi fase penular yang berbahaya bagi hewan lain termasuk manusia. Berlangsung selama 3-5 hari dan akan berlanjut ke fase berikutnya,” terangnya.
Berikut gejala yang akan muncul pada fase eksitasi:
Fase paralisis atau kelumpuhan adalah fase terakhir dari gejala rabies yang terjadi karena penyebaran virusnya sudah mencapai otak.