KOMPAS.com - Pandemi virus corona penyebab Covid-19 masih melanda seluruh dunia. Penambahan kasus infeksi virus corona masih terjadi di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Dilansir dari laman Worldometers, Kamis (11/8/2022), total kasus Covid-19 di dunia terkonfirmasi sebanyak 591.600.209 (591 juta) kasus.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 563.601.126 (563 juta) pasien telah sembuh, dan 6.442.881 orang meninggal dunia.
Kasus aktif hingga saat ini tercatat sebanyak 21.556.202, dengan rincian 21.512.129 pasien dalam kondisi ringan dan 44.073 dalam kondisi serius.
Baca juga: 3 Hari Setelah Dinyatakan Negatif Joe Biden Kembali Positif Covid-19, Bagaimana Bisa?
Catatan: data yang ditampilkan dapat berubah sewaktu-waktu.
Baca juga: Siapa Kelompok Prioritas Vaksinasi Covid-19 Dosis Keempat? Ini Kata Epidemiolog
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kasus Covid-19 di Indonesia belakangan kembali mengalami peningkatan.
Hingga Rabu (10/8/2022) pukul 12.00 WIB, angka positif harian Covid-19 di Indonesia bertambah 5.926 kasus.
Jumlah kasus positif Covid-19 di Tanah Air kini menjadi 6.261.605 orang.
Sedangkan untuk kasus sembuh, pemerintah melaporkan adanya penambahan 4.906 orang. Kini total pasien sembuh 6.052.413 orang.
Pasien yang meninggal dunia karena infeksi Covid-19 juga bertambah sebanyak 18 orang, sehingga totalnya menjadi 157.149.
Baca juga: Kapan Vaksinasi Covid-19 Dosis Keempat Dilakukan pada Masyarakat Umum?
Sekitar 66.000 orang di Asia Tenggara terinfeksi virus corona terkait SARS setiap tahun, dan hampir 500 juta orang tinggal di dekat habitat tempat ditemukannya kelelawar pembawa virus tersebut. Begitu menurut sebuah studi baru.
Dilansir dari , Rabu (10/8/2022), studi yang diterbitkan oleh Nature Communications mengungkapkan, penularan virus dari kelelawar ke manusia mungkin telah "secara substansial diremehkan".
Ditambahkan bahwa pemetaan spesies kelelawar di wilayah tersebut dapat membantu upaya untuk menentukan asal-usul Covid-19.
Baca juga: Gejala Covid-19 Omicron BA.4, BA.5, dan BA.2.75
Para peneliti fokus pada 26 spesies kelelawar yang diketahui menjadi inang virus corona mirip SARS di wilayah seluas 5,1 juta kilometer persegi, membentang dari China, Asia Tenggara, dan Asia Selatan.
Mereka kemudian memasukkan data tentang tingkat antibodi di antara orang-orang yang telah melaporkan kontak kelelawar.