KOMPAS.com - Belasan kota di China bagian timur dan selatan dilanda gelombang panas ekstrem berbahaya minggu ini.
Pemerintah setempat pun mengeluarkan peringatan cuaca panas ekstrem pada Selasa (12/7/2022).
Diperkirakan, suhu akan melebihi 40 derajat celcius selama 24 jam ke depan, dikutip dari .
Baca juga: Cuaca Panas Terik Bisa Memicu Alami Dehidrasi, Ini Cara Mengatasinya
Akibat gelombang panas ini, atap meleleh, jalanan retak, dan beberapa warga mencari bantuan di tempat penampungan bawah tanah.
Gelombang panas diperkirakan akan bertahan setidaknya selama dua minggu ke depan.
Kondisi ini mencerminkan tren global yang semakin sering dilanda cuaca ekstrem akibat perubahan iklim.
Pada Juni lalu, gelombang panas berminggu-minggu melanda China utara. Di saat yang sama, banjir menggusur jutaan orang di bagian tengah dan barat daya negara itu.
Sebuah museum di Chongqing terpaksa harus ditutup untuk perbaikan setelah bagian atap gentengnya meleleh, menurut pemberitahuan pada Senin.
Kota itu juga mengerahkan truk penyemprot air sanitasi untuk menjaga jalannya tetap dingin.
Di sebuah kota di Provinsi Jiangxi, dilaporkan adanya bagian jalan yang melengkung setidaknya 15 sentimeter karena panas.
Sementara di Nanjing, tempat penampungan bawah tanah yang merupakan bekas bunker masa perang telah dibuka sejak Minggu (10/7/2022) untuk memberi perlindungan warga.
Bunker tersebut dilengkapi WiFi, buku, dispenser air, dan bahkan oven microwave.
Dalam sebuah foto yang dibagikan di media sosial, seorang petugas kesehatan Covid-19 dengan setelan hazmat memeluk balok es setinggi satu meter di tepi jalan.
"Tahun ini, cuaca panas datang sedikit lebih awal dari sebelumnya," kata warga Shanghai Zhu Daren, saat putranya yang berusia lima tahun bermain di air mancur.
"Meskipun baru bulan Juli, saya merasa cuaca panas sudah mencapai titik puncaknya. Pada dasarnya, Anda perlu menyalakan AC ketika Anda sampai di rumah dan memakai tabir surya ketika Anda keluar," sambungnya.
Baca juga: Australia Respons Serius Manuver China di Pasifik