优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Berkaca dari Pandemi Flu 1918, seperti Apa Kehidupan Setelah Pandemi Covid-19 Nanti?

优游国际.com - 05/07/2021, 12:27 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sepanjang sejarah peradaban umat manusia, berbagai jenis pandemi datang silih berganti, dan selalu mengakibatkan jatuhnya korban yang tak sedikit.

Pandemi juga menciptakan garis tegas antara "sebelum" dan "sesudah". Sebuah gambaran jelas tentang bagaimana kehidupan bisa sangat jauh berbeda ketika pandemi datang.

Ini pula yang tengah kita alami saat ini, ketika terjadi pandemi virus corona.

Melansir , 28 Juni 2021, perubahan lanskap kehidupan akibat pandemi tidak hanya terjadi ketika Covid-19 merebak ke seluruh dunia.

Jauh sebelum itu, pandemi flu pada 1918 yang mengakibatkan kematian jutaan orang, turut membentuk sikap sosial masyarakat pada saat itu.

Baca juga: Panic Buying Susu Beruang dan Tantangan Berpikir Rasional di Tengah Pandemi...

Seperti apa kehidupan setelah pandemi nanti?

Profesor psikiatri dan ilmu perilaku di Fakultas Kedokteran Feinberg Universitas Northwestern, Chicago, Jacqueline Gollan, mengatakan, ketika pandemi Covid-19 kelak mereda, akan ada sejumlah tren kehidupan yang masih tetap bertahan.

Beberapa hal itu, menurut dia, seperti belanja online, konsultasi medis jarak jauh, bekerja dari rumah, dan penggunaan teknologi untuk kumpul-kumpul masih akan tetap relevan, meski pandemi sudah berlalu.

"Berkaca dari krisis global ini, kemungkinan besar kita akan selalu menyiapkan perlengkapan sanitasi dan alat perlindungan diri. Kita juga akan lebih mudah mengadopsi gaya hidup yang menitikberatkan pada kebersihan," kata Gollan.

Sementara itu, Analis Medis CNN Dr. Leana Wen mengatakan, banyak orang akan mengevaluasi gaya hidup mereka, berkaca dari sebelum dan selama pandemi.

Pelajaran dari pandemi flu 1918

Petugas medis menggunakan masker saat wabah flu spanyol di awal abad 19shutterstock Petugas medis menggunakan masker saat wabah flu spanyol di awal abad 19
Menurut paper tahun 2010 yang ditulis oleh Profesor Sejarah di Universitas Stony Brook, Nancy Tomes, ketika pandemi flu merebak pada 1918, otoritas kesehatan di berbagai negara mengeluarkan imbauan dan pembatasan kepada masyarakat.

Pembatasan itu, misalnya, anjuran untuk mengurangi kontak fisik dengan orang lain, seperti berjabat tangan ketika bertemu dengan seseorang.

Tak hanya itu, pemakaian masker dan serangkaian protokol pencegahan lainnya juga gencar dikampanyekan, terutama di ruang-ruang publik.

"Pandemi flu menegaskan perbedaan antara rumah yang aman dengan ruang publik yang berbahaya, yang telah lama disadari pada akhir abad ke-19," tulis Tomes.

Pandemi flu 1918 juga memengaruhi aspek ketenagakerjaan serta industri pada saat itu.

Menurut arsip CDC Amerika Serikat, selama gelombang kedua pandemi 1918, komite kesehatan mengeluarkan rekomendasi bagi toko dan pabrik untuk mengurangi jam kerja.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau