KOMPAS.com - Harapan kembali muncul bagi para keluarga korban ledakan besar di pelabuhan Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020) lalu.
Melansir , Senin (10/8/2020), penyidik dan petugas penyelamat menemukan sebuah tempat yang diduga sebagai "ruang darurat bawah tanah".
Menurut laporan Alex Crawford dari Sky News, petugas penyelamat tengah memeriksa puing-puing ledakan saat menemukan tempat tersebut.
Ruang bawah tanah ini disebut terlihat seperti tempat penampungan darurat bawah tanah yang mungkin telah dibangun puluhan tahun lalu.
"Mereka berdoa untuk Ghassan (salah satu pekerja di pelabuhan saat ledakan) yang mungkin selamat dengan bersembunyi di ruang darurat bawah tanah, yang dibangun puluhan tahun lalu sebagai tempat aman saat terjadi serangan bom atau bencana alam," kata Crawford dalam laporannya.
Baca juga: [POPULER TREN] Video Manipulasi Rudal Saat Ledakan Lebanon | LTMPT soal UTBK SBMPTN
Ghassan Hasrouty merupakan satu dari puluhan pekerja yang berada di Pelabuhan Beirut saat terjadi ledakan.
Saat peristiwa terjadi, muncul api disusul ledakan besar yang diduga disebabkan oleh 2.000 ton amonium nitrat yang disimpan di sana.
Hasrouty telah bekerja di pelabuhan tersebut selama lebih dari 38 tahun sebagai kepala ruang operasi untuk sebuah perusahaan yang mengelola silo atau tempat penampungan jagung di pelabuhan.
Sementara, pihak keluarga yakin bahwa Hasrouty dan 6 orang koleganya berada di suatu tempat di bawah silo itu.
Mereka berharap Hasrouty dan para koleganya masih hidup.
Keluarga Hasrouty menyebut bahwa respons penyelamatan yang dilakukan sangat lambat dan tidak terorganisir.
Menurut mereka, kesempatan apa pun untuk menemukan anggota keluarganya hidup-hidup menjadi hilang.
Hasrouty sendiri sempat menelepon istrinya, kurang dari 1 jam sebelum terjadi ledakan pertama.
Ia juga sempat memberi kabar tengah berada di ruang operasional perusahaan, dekat silo.