KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan prospek cuaca selama seminggu ke depan setelah bibit siklon tropis 96S terpantau di perairan Indonesia.
Akibat aktivitas tersebut, beberapa wilayah di Indonesia akan mengalami dampak berupa cuaca buruk.
Bibit siklon tropis 96S terpantau di sekitar Laut Arafura bagian barat, tepatnya di barat daya Kepulauan Tanimbar (Provinsi Maluku).
Berdasar analisis BMKG,kecepatan angin maksimum 25 knot dan tekanan udara 1004 hPa yang bergerak ke arah barat daya.
"Bibit siklon tropis 96S memberikan pengaruh pada potensi cuaca buruk di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku bagian selatan, dan Papua Selatan," bunyi keterangan resmi BMKG melalui unggahan di Instagram pada Kamis (10/4/2025).
"Selain itu, bibit siklon ini juga menyebabkan peningkatan tinggi gelombang laut di sekitar pusat sirkulasi," lanjut mereka.
Akibatnya, Indonesia akan mengalami potensi meningkatnya curah hujan pada beberapa wilayah hingga sepekan mendatang.
Meninjau letak badai siklon, wilayah Indonesia bagian selatan dan timur adalah yang paling terdampak.
Prospek cuaca hingga seminggu ke depan
Berdasarkan kondisi atmosfer, BMKG memperkirakan akan adanya peningkatan hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat.
Bahkan, hujan disertai kilat/petir dan angin kencang juga berpotensi mengguyur beberapa wilayah di Indonesia yang umummnya didominasi cuaca berawan.
Prospek cuaca selama sepekan terbagi menjadi 2 periode, yakni:
11-13 April 2025
Hujan lebat berpotensi terjadi di wilayah berikut: Aceh, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Maluku, dan Papua Selatan.
Angin kencang berpotensi berembus di wilayah berikut: Maluku, NTT, dan Papua Selatan.
14-17 April 2025
Hujan lebat berpotensi terjadi di wilayah berikut: Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Papua Barat, dan Papua Selatan.
Angin kencang berpotensi berembus di wilayah berikut: Maluku dan NTT.
Waspada perubahan cuaca saat pancaroba
Sebagai tambahan, beberapa wilayah di Indonesia juga telah mulai memasuki periode musim peralihan (pancaroba) dari musim hujan menuju musim kemarau.
BMKG menjelaskan bahwa pada masa pencaroba, cuaca umumnya bersifat variatif dan dinamis.
Meskipun menuju musim kemarau, hujan masih dapat terjadi secara tiba-tiba dan bahkan disertai angin kencang hingga sambaran kilat/petir. Hal ini umumnya terjadi pada siang atau sore hari.
Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat terhadap perubahan cuaca yang kemungkinan memengaruhi kelancaran aktivitas sehari-hari.
Imbauan tersebut mencakup anjuran untuk berhati-hati menghadapi hujan lebat disertai petir hingga bahaya jalanan licin.
Selain itu, masyarakat juga diimbau waspada terhadap bencana hidrometeorologi seperti banjir hingga tanah longsor yang bisa terjadi kapan saja.
/tren/read/2025/04/11/133000465/potensi-cuaca-buruk-akibat-bibit-siklon-tropis-96s-selama-sepekan