KOMPAS.com - Media sosial kini menjadi ladang subur bagi bisnis periklanan atau endorsement. Seiring dengan berkembangnya bisnis tersebut, muncul pula influencer.
Di era kampanye digital, jasa influencer dijalankan secara profesional.
Mereka yang populer dan memiliki banyak followres di media sosial, bisa memanfaatkan ketenarannya untuk menghasilkan cuan.
Tidak ada standard
Pengamat media sosial Enda Nasution mengatakan, sejauh ini belum ada standardisasi mengenai batasan tarif yang influencer.
Menurutnya, influencer bisa menentukan rate card atau perincian biaya endorsement sesuka hatinya, selama pengiklan bersedia membayar.
"Saat ini sih enggak ada standarisasinya, jadi selama yang mau bayar masih ada, influencer bebas menentukan rate cardnya," ungkap Enda saat dihubungi 优游国际.com, Rabu (20/10/2021).
Belakangan, warganet dihebohkan dengan rate card influencer Rachel Vennya yang beredar di Twitter.
Melalui tangkapan gambar yang beredar tersebut, tarif untuk satu kali unggahan foto Instagram bisa mencapai puluhan juta per foto. Sementara tarif paling mahal yakni Youtuber dengan tarif ratusan juta.
Mengapa rate card atau tarif endorsment influencer bisa mahal?
Tidak sekadar jumlah followers
Enda mengungkapkan bahwa tarif endorsment influencer tidak sekadar dipengaruhi oleh jumlah followers yang ia miliki di media sosial.
"Iya, jumlah follower, engagement rate (ER) biasanya standar, apalagi kalau follower sudah jutaan biasanya ER kecil," tukasnya.
Engagement rate
Engagement rate adalah nilai persentase antara jumlah pengikut yang aktif berinteraksi di media sosial.
Ini merupakan tolak ukur keberhasilan iklan di media sosial, karena bisa menyeleksi jumlah pengikut palsu atua fake account.
Setiap influencer memiliki kalangan konsumen tersendiri dan berperan dalam memengaruhi opini mereka. Inilah yang juga menjadi pertimbangan pengiklan sampai bersedia membayar mahal influencer.
"Demografi followernya siapa, anak-anak muda, dan juga background atau kecenderungan si influencernya suka posting apa, misalnya hidup sehat, atau travel, kuliner atau peduli lingkungan, atau bisnis, itu semua mempengaruhi pertimbangan pemilihan influencer," jelas Enda.
Di bidang komersial, ujung pembentukan opini tersebut bisa mengajak followersnya untuk membeli produk tertentu. Pembantukan opini ini juga bisa dalam bentuk pilihan politik atau kecenderungan tertentu.
Agensi komunikasi atau periklanan biasanya sudah memiliki daftar atau database influencer beserta rate card mereka. Pengiklan pun tinggal memilih mana influencer yang sesuai bajet dan produk yang ingin mereka iklankan.
"Biasanya sudah ada (daftar influencer), atau ya cari sendiri juga sesuai kebutuhan," imbuh dia.
Faktor yang mempengaruhi tarif influencer
Merangkum Publictast, berikut beberapa faktor yang mempengaruhi tarif endorsement atau rate card para influencer.
1. Jenis influencer
Jumlah pengikut influencer memengaruhi biaya posting mereka. Influencer dengan banyak followers umumnya memang mahal. Kendati demikian, influencer media sosial skala nano dan mikro memiliki kekuatan berbeda.
Meski jumlah followers tidak terlalu banyak, influencer dengan keterlibatan audiens tertentu atau homogen, bisa membuat konten lebih menarik. Hal ini membuat mereka memiliki hubungan yang lebih erat dengan pengikut mereka, begitu juga produk yang mereka iklankan.
2. Tingkat keterlibatan
Jika pembuat konten memiliki tingkat keterlibatan yang besar, itu berarti mereka memiliki jangkauan postingan yang lebih tinggi. Itu sebabnya satu influencer mungkin mengenakan biaya lebih tinggi daripada yang lain dengan jumlah pengikut yang sama.
3. Pilihan media sosial
Beriklan dengan pembuat konten memiliki tarif berbeda di seitap platform media sosial. Yang paling mahal adalah YouTube, lalu Instagram, Facebook, Twitter, dan lain-lain. Namun menurut penelitian, Instagram adalah saluran media sosial paling populer di antara merek dan pembuat konten.
4. Jenis Produk
Harga produk yang diiklankan juga dapat memengaruhi biaya pemasaran influencer. Apabila produk yang diiklankan mahal seperti mobil atau aksesori mewah, maka tarifnya akan lebih mahal dibanding, katakanlah, kosmetik atau pakaian kasual.
5. Permintaan lain
Apabila pengiklan meminta influencer melakukan aktivitas tertentu, misalnya berpergian, memuat lebih dari satu unggahan, edit video, atau mengiklan di seluruh platform media sosialnya, maka tarifnya bisa lebih mahal.
6. Cara kolaborasi
Tampaknya menghubungi dan mencari influencer tanpa agensi atau jasa pengiklan lebih murah. Akan tetapi, berikut beberapa hal yang dibahas ketika membicarakan tarif dengan influencer:
Sementara, jika menggunakan platform pemasaran influencer, akan ada pilihan ribuan influencer dengan jaminan dan variasi harga yang sesuai kebutuhan.
Tarif endorsement Instagram
GetCraft, sebuah kurasi marketplace yang membantu merek untuk terhubung ke jaringan pembuat konten seperti influencer media sosial.
GetCraft mengambil 714 data sampling dan menghitung harga rata-rata dari tiap format unggahan foto, video, dan Instagram stories.
Untuk unggahan foto influencer di Instagram berikut kategori, rata-rata views, dan tarifnya:
Untuk unggahan video influencer di Instagram berikut kategori, rata-rata views, dan tarifnya:
Untuk unggahan Instagram stories influencer berikut kategori, rata-rata views, dan tarifnya:
/tren/read/2021/10/20/210128565/mengapa-mahal-apa-yang-mempengaruhi-tarif-endorse-influencer