KOMPAS.com - Salah satu fenomena alam yang berhubungan dengan cuaca, yaitu badai tropis.
Badai tropis adalah salah satu bentuk siklon tropis yang terjadi karena tekanan rendah terpusat, berasal dari lautan tropis yang hangat.
Fenomena alam ini dapat terjadi di cekungan laut mana pun di Bumi, selama terdapat siklon tropis.
Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, beberapa lokasi yang pernah mengalami badai tropis, antara lain Atlantik Utara, Pasifik timur laut, Pasifik tengah, Pasifik barat laut dan barat daya, serta India.
Secara umum, siklon tropis merupakan badai besar yang tumbuh di perairan laut yang ada di sekitar kawasan tropis dan subtropis dengan suhu permukaan laut yang hangat.
Baca juga: Iklim Tropis: Pengertian dan Ciri-cirinya
Siklon tropis terbagi menjadi empat bentuk berdasarkan skala Saffir-Simpson, yaitu:
Merupakan siklon tropis dengan angin berkecepatan 37 sampai 63 kilometer per jam.
Merupakan siklon tropis yang memiliki kecepatan angin 64 sampai 118 kilometer per jam.
Merupakan siklon tropis dengan angin berkecepatan lebih dari 118 kilometer per jam.
Merupakan siklon tropis yang memiliki kecepatan angin minimum 180 kilometer per jam.
Dengan demikian, badai tropis merupakan salah satu bentuk siklon tropis, selain depresi tropis, hurricane, maupun major hurricane.
Baca juga: Apa yang Menyebabkan Indonesia Rawan terhadap Bencana Alam?
Badai tropis terbentuk dengan mengikuti proses pembentukan siklon tropis. Ini sesuai dengan hubungan keduanya, yang mana badai tropis merupakan siklon tropis berkecepatan angin antara 64 sampai 118 kilometer per jam.
Secara umum, proses terbentuknya siklon tropis dibagi menjadi empat tahapan, yakni:
Pada tahap ini, terjadi gangguan di atmosfer. Ketika diamati menggunakan satelit, akan terlihat wilayah konvektif dengan gabungan awan Cumulonimbus.
Namun, pusat sirkulasi belum terbentuk dan terkadang hanya terlihat sabuk awan berbentuk spiral.