KOMPAS.com – Siklus karbon dilakukan secara biologi oleh makhluk hidup melalui fotosintesis dan respirasi. Namun, bumi juga melakukan siklus karbon dalam aliran yang lebih lambat melalui siklus karbon geologis.
Siklus karbon geologis merupakan daur biogeokimia yang mendaur ulang karbon di bumi dalam periode waktu yang panjang. Sehingga, siklus karbon geologis kerap disebut dengan daur karbon panjang.
Dilansir dari NOAA's National Ocean Service, sebagian besar karbon disimpan dalam batuan dan sedimen dan melalui siklus karbon geologis yang panjang. Berikut adalah penjelasan bagaimana siklus karbon geologis terjadi di bumi!
Jaringan dan organ tubuh makhluk hidup terbuat dari karbon. Itulah mengapa organisme mengonsumsi karbon seumur hidupnya. Ketika organisme mati, karbon masih terkandung di dalam tubuhnya.
Baca juga: Bagaimana Terjadinya Daur Karbon?
Dilansir dari Khan Academy, sisa-sisa organisme mati yang tenggelam menjadi bagian dari sedimen dasar laut.
Sedimen tersebut dipenuhi oleh karbon dan seiring berlajannya waktu berubah menjadi batuan penuh karbon dan bahan bakar fosil.
Misalnya, batu kapur, batu bara, minyak bumi, dan juga gas alam. Sisa-sisa makhluk hidup diperkirakan membentuk sekitar 20 persen batuan yang mengandung karbon.
Pelapukan batuan di daratan melepaskan ion kalsium. Ion kalsium kemudian dibawa oleh sungai ke lautan dan bertemu dengan ion bikarbonat. Ion bikarbonat terbentuk dari karbon atmosfer (CO2) yang masuk ke air laut.
Kedua ion tersebut kemudian bereaksi dan membentuk endapan (sedimen) kalsium karbonat di dasar laut. Seiring berjalannya waktu, sedimen tersebut berubah menjadi batuan karbon seperti batu kapur dan metamorfnya.
Baca juga: Sedimentasi: Pengertian dan Jenis-jenisnya
Batuan tersebut menjebak karbon selama jutaan tahun. Karbon dalam batuan mengikuti pergeseran lempeng samudra hingga sampai ke zona subduksi. Di mana magma memanaskan batuan tersebut dan melepaskan karbon dioksida. Sehingga, karbon kembali ke atmosfer.
Terlepasnya karbon dalam siklus karbon geologi juga dapat melalui meletusnya gunung berapi. Dilansir dari NASA Earth Observatory, satu letusan gunung berapi diperkirakan mengeluarkan sekitar 130 hingga 380 juta metrik ton karbon dioksida.
Artinya, karbon dalam jumlah banyak yang terperangkap dalam batuan dilepaskan oleh letusan gunung berapi ke atmosfer.
Karbon yang terlepas kemudian dapat masuk ke daur karbon biologis melalui fotosintesis ataupun mengulangi siklus karbon geologis.
Yang pasti, siklus karbon geologis di atas menjaga ketersediaan dan keseimbangan karbon di bumi untuk menunjang kehidupan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.