优游国际

Baca berita tanpa iklan.
Salin Artikel

10 Tokoh Pahlawan Indonesia, Sejarah, beserta Fotonya

KOMPAS.com - Indonesia resmi mengikrarkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.

Untuk mencapai kemerdekaan Indonesia, tentu hal itu didorong oleh kerja keras dan semangat juang para pahlawan terdahulu.

Berikut 10 nama tokoh pahlawan Indonesia beserta fotonya:

Ir. Soekarno

Soekarno adalah Bapak Bangsa yang sering disebut juga sebagai Putra Sang Fajar.

Pada tanggal 4 Juli 1927, Soekarno mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI). Ia merupakan seorang orator ulung saat itu.

Pada massa pendudukan Jepang, Soekarno, Hatta, Ki Hadjar Dewantara, dan K.H. Mas Mansur mendirikan Pusat Tenaga Rakyat (Putera). Keempat tokoh tersebut sering disebut Empat Serangkai.

Soekarno wafat pada 21 Juni 1970 di Jakarta dan dimakamkan di Blitar, Jawa Timur.

Mohammad Hatta

Dilansir dari buku Kisah Perjuangan Pahlawan Indonesia (2010) oleh Lia Nuralia, Dr. Mohammad hatta yang akrab dipanggil Bung Hatta lahir di Bukuttinggi pada 12 Agustus 1902.

Nama kecil Bung Hatta adalah Mohammad Athar, ia seorang tokoh proklamator Indonesia, wakil presiden pertama RI, dan bapak koperasi Indonesia.

Bung Hatta merupakan penggagas politik luar negeri bebas aktif, tidak berpihak kepada salah satu blok, yaitu Blok Barat dan Blok Timur.

Bung Hatta meninggal pada 14 Maret 1980 dan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta.

Jenderal Gatot Soebroto

 Gatot Soebroto lahir pada 10 Oktober 1907 di Banyumas, Jawa tengah.

Pada masa pendudukan Jepang, Gatot Soebroto mengikuti pendidikan Tentara Pembela Tanah Air (Peta).

Tamat dari Peta, ia diangkat pemerintah Jepang menjadi komandan kompi di Sumpiuh, Banyumas, pangkatnya dinaikkan menjadi komandan batalyon.

Gatot Soebroto meninggal dunia di Jakarta pada 11 Juni 1962.

W.R. Soepratman

Dikutip dari buku Kisah Heroik Pahlawan Nasional Terpopuler (2009) oleh Amir Hendarsah, W.R. Soepratman lahir di Jakarta pada 9 Maret 1903.

Saat Soepratman tinggal di Makassar pada 1914-an, ia memperoleh pelajaran musik dari kakak iparnya yaitu Willem van Eldik, sehingga pandai bermain biola dan bisa menggubah lagu.

Ketika tinggal di Jakarta, pada suatu kali ia membaca sebuah karangan dalam majalah Timbul.

Penulis karangan itu menantang ahli-ahli musik Indonesia untuk menciptakan lagu kebangsaan. Soepratman tertantang, lalu ia mulai menggubah lagu. Pada tahun 1924, lahirnya lagu Indonesia Raya karangan W.R. Soepratman.

W.R. Soepratman meninggal pada 17 Agustus 1938 di Surabaya.

dr. Muwardi

Dr. Muwardi lahir di Pati, Jawa Tengah pada 1907 (tidak diketahui tanggal dan bulan kelahiran).

Dokter Muwardi memiliki peran penting menjelang dikumandangkannya Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Ketika itu ia sudah menjadi Ketua Barisan Pelopor untuk seluruh Jawa.

Tanggal 16 Agustus 1945, ia memerintahkan Barisan pelopoe untuk menjaga lapangan Ikada (sekarang lapangan Monas) yang rencananya akan digunakan sebagai tempat pembacaan teks Proklamasi.

Usai Proklamasi, Barisan Pelopor Istimewa juga dibentuk Muwardi untuk menjaga rumash Presiden dan Wakil presiden, Soekarno-Hatta.

Sri Sultan Hamengku Buwono IX

Sri Sultan memiliki nama kecil Gusti Raden Mas Dorodjatun.

Meski ia seorang raja, jiwa besar Sri Sultan nampak ketika ia dengan ikhlas dan tanpa pamrih menerima jabatan sebagai menteri negara demi kepentingan rakyat banyak.

Tanggal 27 Desember 1949, Hamengku Buwono IX dipercaya untuk memimpin Delegasi RI pada saat serah terima kedaulatan RI dan Belanda di Indonesia.

Serah terima ini juga dilakukan di Den Haag, dengan Mohammad Hatta sebagai ketua delegasi.

Douwes Dekker

EFE Francois Eugene Douwes Dekker, atau yang lebih dikenal sebagai Danudirdja Setiabudhi, adalah seorang Indo yang tidak mengakui keindoannya.

Dia merasa bahwa dia adalah orang Indonesia.

Selain menamatkan pendidikannya di STOVIA, dia juga pernah kuliah di Universitas Zurich, Swiss.

Pada 1912, ia bersama dengan Soewardi Soerjaningrat dan dr. Tjipto Mangoenkoesoemo, mendirikan Indische Partij, sebuah organisasi politik pertama yang lahir di Indonesia.

Tiga tokoh tersebut terkenal dengan julukan Tiga Serangkai.

H.O.S. Tjokroaminoto

Oemar Said Tjokroaminoto sempat bekerja sebagai pegawai pemerintahan di Ngawi selama tiga tahun.

Kemudian, ia pindah ke Surabaya dan aktif dalam kegiatan Serikat Dagang Islam (SDI).

Pada tanggal 10 September 1912, atas sarannya, Sarekat Dagang Islam berubah menjadi partai politik dan berganti nama menjadi Sarekat Islam (SI).

Maria Walanda Maramis

Dilansir dari buku Mengenal Pahlawan Indonesia  (2008) oleh Arya Ajisaka, dan Anna Maria Fitrawati, namanya saat kecil adalah Maria Yosephine Maramis.

Dia menempuh pendidikan hanya sampai tingkat sekolah dasar.

Setelah itu, dia terpaksa harus tinggal di rumah menunggu hingga saat menikah, karena para gadis waktu itu tidak diizinkan untuk sekolah lebih tinggi.

Ia pun timbul cita-cita untuk memajukan pendidikan wanita Minahasa, dan banyak bergaul dengan kalangan terpelajar.

Pada Juli 1917, Maria mendirikan organisasi Percintaan Ibu kepada Anak Turunannya (PIKAT) dengan tujuan utnuk memberikan pendidikan kepada anak-anak wanita yang telah tamat sekolah dasar.

Nyi Ahmad Dahlan

Terlahir dengan nama Siti Walidah, ia menikah dengan K.H. Ahmad Dahlan, yakni seorang tokoh pembaharu Islam dan pendiri Muhammadiyah.

Saat itulah ia disebut sebagai Nyi Ah,ad Dahlan.

Pada tahun 1918, Muhammadiyah mendirikan Aisyiah, sebuah organisasi kewanitaan yang menjadi bagian dari Muhammadiyah.

Nyi Ahmad Dahlan pada mulanya aktif memimpin organisasi tersebut. Namun, ua kemudian hanya duduk sebagai penasihat dan pelindung.

Itulah 10 tokoh pahlawan beserta kisah dan fotonya.

/skola/read/2023/08/21/133000069/10-tokoh-pahlawan-indonesia-sejarah-beserta-fotonya

Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke