KOMPAS.com - Penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim ilmuwan internasional dari Museum Sejarah Alam di Stuttgart mengungkap keberagaman luar biasa hewan darat bertulang belakang (tetrapoda) pada zaman Triassic. Temuan ini tidak hanya memperkaya pengetahuan tentang evolusi kehidupan, tetapi juga memberikan wawasan penting terkait perubahan iklim dan keanekaragaman hayati masa kini.
Zaman Triassic, yang berlangsung sekitar 252 hingga 201 juta tahun yang lalu, merupakan babak penting dalam sejarah evolusi kehidupan di Bumi. Setelah peristiwa kepunahan massal terbesar yang pernah terjadi, muncul berbagai jenis tetrapoda darat, termasuk nenek moyang dinosaurus dan mamalia modern.
Wilayah Jerman barat daya, khususnya di Baden-Württemberg, menjadi lokasi utama bagi penelitian fosil Triassic. Lapisan batuan di kawasan ini terkenal karena kualitas pelestarian fosilnya yang luar biasa.
“Zaman Triassic adalah jendela penting untuk memahami pola evolusi, adaptasi, dan munculnya relung ekologi,” ungkap Dr. Eudald Mujal, ahli paleontologi dari Museum Sejarah Alam Stuttgart dan penulis utama studi ini. “Komunitas tetrapoda darat pada masa itu sangat menarik. Kita bisa menyaksikan awal mula dinosaurus, nenek moyang mamalia, dan predator mirip buaya yang hidup berdampingan dengan amfibi raksasa.”
Baca juga: Spesies Baru Reptil Purba Era Trias Ditemukan di Brasil
Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Earth-Science Reviews, para peneliti untuk pertama kalinya menggabungkan seluruh data fosil kerangka dan jejak kaki yang pernah ditemukan di wilayah tersebut. Banyak dari temuan ini berasal dari koleksi museum yang luas dan telah dikumpulkan selama ratusan tahun.
Para ilmuwan berhasil merekonstruksi fauna Triassic secara mendetail, mulai dari lingkungan hidup, peran ekologis, hingga sejarah evolusinya.
“Kami mengaitkan semua temuan fosil dengan lingkungan purbanya. Ini memungkinkan kami memahami bagaimana komunitas tetrapoda Triassic berkembang dan merespons perubahan iklim, misalnya,” jelas Mujal. “Hasil ini juga bisa menjadi model bagi ekosistem masa kini.”
Baca juga: Jejak Dinosaurus Berusia 200 Juta Tahun Ditemukan di Sekolah
Penelitian ini memperkuat pemahaman bahwa zaman Triassic adalah fondasi penting bagi kehidupan kompleks di Bumi. Dengan menganalisis fosil dalam konteks lingkungan dan iklim, para ilmuwan dapat menarik kesimpulan penting tentang dinamika biodiversitas dan dampak jangka panjang perubahan iklim.
“Dengan memahami pola di masa lalu, kita bisa mengantisipasi dampak dari krisis iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati saat ini,” kata Mujal.
Baca juga: Seperti Apa Warna Dinosaurus Sebenarnya?
Menurut Prof. Rainer Schoch, Kepala Departemen Paleontologi di Museum Sejarah Alam Stuttgart dan penulis senior studi ini, penelitian ini merupakan hasil kerja sama tim ahli dari berbagai bidang. Mereka menganalisis semua fosil dan lapisan batuan Triassic, tidak hanya dari Jerman selatan tetapi juga dari wilayah lain di Eropa.
“Publikasi ini memberikan kontribusi besar untuk memahami sejarah Bumi dan evolusi makhluk hidupnya,” ujar Schoch.
Bagi masyarakat yang ingin melihat langsung hasil dari penelitian ini, Museum am Löwentor di Stuttgart memamerkan berbagai fosil menarik dari zaman Triassic. Mulai dari kerabat buaya yang menjadi predator puncak kala itu, amfibi raksasa, kura-kura tertua di dunia, hingga fosil dinosaurus pertama di Eropa dan nenek moyang mungil mamalia modern.
Puncaknya, pada 17 Oktober 2025 mendatang, Museum Sejarah Alam Stuttgart akan membuka pameran besar bertajuk “Triassic Life – Aufbruch in die Zeit der Saurier”, yang akan menampilkan lebih banyak temuan menakjubkan dari zaman ketika kehidupan darat sedang membentuk fondasinya.
Baca juga: Mengapa Dinosaurus Bisa Tumbuh Begitu Besar?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.