Hujan deras juga meningkatan pertumbuhan tanaman, menjadi sumber makanan bagi anak-anak belalang yang kemduian tumbuh dan terbang ke angkasa dalam kawanna.
Angin kencang kemudian dapat membantu membawa kawanan tersebut dalam jarak yang jauh untuk memulai ekspansi sebagai hama di tempat-tempat baru.
Baca juga: 6 Karakteristik Belalang, Serangga dengan Kaki yang Besar
Penelitian baru ini memberikan pandangan yang mengkhawatirkan tentang masa depan akibat perubahan iklim.
Para peneliti membuat model berbagai kemungkinan skenario perubahan iklim antara tahun 2065 dan 2100, di mana emisi yang lebih rendah atau lebih tinggi dapat menyebabkan lebih sedikit atau lebih banyak pemanasan di masa depan.
“Bahkan dalam skenario mitigasi dengan pengurangan emisi karbon secara drastis, masih akan ada peningkatan setidaknya 5 persen pada habitat belalang,” papar peneliti studi Xiaogang He.
Sementara dalam skenario iklim seperti biasa, bertambahnya populasi akan mendorong belalang ke wilayah baru yang tidak berpenghuni.
“Mengingat peran penting Afrika dan Asia Selatan sebagai lumbung pangan global, serangan belalang yang terjadi secara bersamaan berpotensi memicu kegagalan panen secara luas, dan membahayakan ketahanan pangan global,” tambah Xiaogang He.
Ia berharap temuan akan menyoroti sifat hama belalang yang saling berhubungan dan mampu memprediksi hama belalang dengan lebih baik lagi yang bisa menjadi sistem peringatan dini.
Dengan demikian hal tersebut dapat membantu para petani mempersiapkan diri, misalnya dengan memanen tanaman lebih awal dan menyimpan makanan, atau menutupi tanaman dengan jaring anti belalang.
Baca juga: Perubahan Iklim Ancam Kelangsungan Hidup Kaktus Terbesar di Dunia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.