Tim Redaksi
KOMPAS.com - Survei terbaru menunjukkan, perubahan gaya hidup selama pandemi Covid-19 memengaruhi risiko diabetes di masyarakat.
Hal tersebut diungkapkan dalam keterangan tertulis yang diterima 优游国际.com, Selasa (16/11/2021).
Survei yang dilakukan perusahaan kesehatan Merck bersama dengan YouGov yaitu firma analisis data yang berbasis di Inggris ini, membahas perubahan gaya hidup masyarakat dunia selama pandemi Covid-19.
Riset yang dilakukan dalam rangka Hari Diabetes Sedunia 2021 tersebut diinisiasi oleh International Diabetes Federation (IDF), dan sudah dimulai sejak tanggal 10 hingga 27 September 2021 lalu.
Tinjauan ini melibatkan 8.000 orang dewasa dari berbagai negara termasuk Indonesia, Brasil, Meksiko, Rusia, China, Vietnam, Portugal, serta Uni Emirat Arab.
Baca juga: Diabetes Melitus pada Anak, Kenali Gejala, Pencegahan hingga Pengobatan
Berdasarkan pengumpulan data survei risiko diabetes, rata-rata responden mengungkapkan, bahwa mereka telah melakukan perubahan gaya hidup yang lebih sehat selama pandemi Covid-19.
Sebanyak 51 persen responden mengaku lebih banyak mengonsumsi buah dan sayuran, sedangkan 40 persen responden rutin berolahraga selama pandemi.
Sayangnya, ada pula perubahan yang tidak sehat, misalnya 13 persen responden mengatakan lebih sering memakan makanan tinggi lemak dan gula. Serta,19 persen dari mereka jarang berolahraga.
Artinya, masih banyak orang yang tidak menerapkan pola hidup sehat selama berada di rumah.
Sementara itu, dari survei didapatkan sebanyak 68 persen orang di Indonesia percaya bahwa perubahan gaya hidup turunkan risiko diabetes, dan 73 persen orang menyadari jika makanan tinggi gula berkontribusi pada diabetes.
Namun, masih banyak masyarakat di Indonesia tidak tahu harus berkonsultasi pada siapa atau di mana bisa mengakses informasi yang dapat dipercaya terkait risiko diabetes.
Baca juga: