优游国际

Baca berita tanpa iklan.

[POPULER SAINS] Ancaman Virus Nipah | Suara Dentuman di Bali adalah Meteoroid

优游国际.com - 27/01/2021, 06:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Di tengah pandemi Covid-19, para peneliti memperingatkan akan ancaman virus Nipah yang bisa jadi ancaman pandemi berikutnya di Asia.

Itu adalah salah satu berita populer Sains 优游国际.com, Selasa (26/1/2021).

Selain virus Nipah, pada Minggu (24/1/2021) ada suara dentuman keras di Bali. Kini para ilmuwan tahu bahwa itu akibat masuknya meteoroid ke atmosfer bumi.

Selain itu, peringatan BMKG soal banyaknya sesar aktif di Jawa Barat pun menjadi salah satu berita populer Sains 优游国际.com.

Baca juga: [POPULER SAINS] Bangkai Paus Terbesar Ditemukan | Ahli Bikin Tikus Lumpuh Berjalan | BMKG Ingatkan Potensi Awan Cumulonimbus

Berikut berita populer Sains yang menarik dan sayang untuk dilewatkan.

1. Ancaman virus Nipah di Asia

Ilustrasi kelelawar buah. Kelelawar buah adalah inang virus Nipah yang bisa menjadi ancaman pandemi di Asia.Dok. Shutterstock Ilustrasi kelelawar buah. Kelelawar buah adalah inang virus Nipah yang bisa menjadi ancaman pandemi di Asia.

Supaporn Wacharapluesadee - pemburu virus kelas wahid - dan tim penelitinya memantau ancaman virus Nipah yang berpotensi menjadi pandemi berikutnya.

Inang alami virus Nipah adalah kelelawar buah.

"Virus ini sangat mengkhawatirkan karena belum ada obatnya... dan tingkat kematian yang disebabkan virus ini tinggi," kata Wacharapluesadee.

Dia menemukan, tingkat kematian virus Nipah berkisar antara 40 hingga 75 persen, tergantung lokasi terjadinya wabah.

Baca selengkapnya di sini.

2. Dentuman misterius di Bali, masuknya meteoroid ke bumi

Seismogram BMKG (atas) dan PVMBG (bawah) pada saat dentuman terjadi di Bali. Pola gelombangnya sangat berbeda dengan kejadian gempabumi tektonik maupun vulkanik pada umumnya. BMKG & PVMBG, 2021 Seismogram BMKG (atas) dan PVMBG (bawah) pada saat dentuman terjadi di Bali. Pola gelombangnya sangat berbeda dengan kejadian gempabumi tektonik maupun vulkanik pada umumnya.

Satu dentuman keras menggelegar di ruang udara Bali bagian utara pada Minggu, 24 Januari 2021, 10:27 WITA lalu.

Dentuman suara, kilatan cahaya dan penjalaran gelombang seismik unik di Bali tempo hari kemungkinan disebabkan oleh masuknya meteoroid ke atmosfer Bumi.

Meteoroidnya memiliki diameter antara 70 hingga 280 cm.

Setelah memasuki atmosfer Bumi dan berpijar terang sebagai boloid, ia melepaskan hampir seluruh energi kinetiknya pada ketinggian antara 30 hingga 36 kilometer di atas paras Bumi.
Menurut astronom Amatir Marufin Sudibyo, kejadian alamiah ini tidak berdampak apapun dan sesungguhnya bersifat rutin.

Meteor sangat terang Bali hanyalah bagian dari 44 ton meteoroid yang memasuki atmosfer Bumi setiap harinya.

Baca selengkapnya di sini.

3. Banyak sesar aktif di Jawa Barat

Gambar 1. Peta zona pertemuan lempeng aktif serta kemenerusan sesar aktif di Kepulauan Indonesia (Sumber: Buku Peta Gempa Indonesia, PusGeN, 2017)Buku Peta Gempa Indonesia, PusGeN, 2017 Gambar 1. Peta zona pertemuan lempeng aktif serta kemenerusan sesar aktif di Kepulauan Indonesia (Sumber: Buku Peta Gempa Indonesia, PusGeN, 2017)

Banyaknya sesar aktif di provinsi Jawa Barat, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gempa bumi dan tsunami, tetapi jangan sampai panik.

"Hampir semua pantai selatan Jawa Barat mempunya potensi diterjang tsunami sangat tinggi, karena berhadapan langsung dengan subduksi," kata Hendro Nugroho ST MSi, selaku Kepala Balai Besar Wilayah II Bandung, Minggu (24/1/2021).

Adapun wilayah yang berhadapan langsung dengan subduksi yaitu mulai dari Pantai Pelabuhan Ratu, Pantai Selatan Cianjur, Pantai selatan Garut, Pantai selatan Tasikmalaya hingga Pangandaran.

Selain itu, kata Hendro, wilayah yang dilalui sesar aktif juga mempunyai tingkat kegempaan yang sangat tinggi, di berbagai wilayah.

Baca Selengkapnya di sini.

4. Alasan pneumonia akibat Covid-19 bisa lebih parah

Ilustrasi pneumonia menjadi penyebab utama kematian pada bayi dan balita di Indonesia. Kematian balita akibat pneumonia di Indonesia peringkat ke-7 di dunia.SHUTTERSTOCK/Kateryna Kon Ilustrasi pneumonia menjadi penyebab utama kematian pada bayi dan balita di Indonesia. Kematian balita akibat pneumonia di Indonesia peringkat ke-7 di dunia.

Berbeda dari pneumonia biasa, pneumonia yang disebabkan oleh Covid-19 bisa menyebar cepat ke seluruh paru-paru.

Pneumonia adalah peradangan pada kantung udara di salah satu atau kedua paru-paru. Sehingga, kantung udara bisa berisi cairan atau darah (bahkan bernanah), menyebabkan batuk berdahak atau berdarah, demam, menggigil, dan kesulitan bernapas.

Pneumonia bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, atau virus, termasuk virus corona, yang kemudian akan menimbulkan gejala ringan hingga berat.

Menurut para peneliti di Northwestern Medicine, Chicago, menyebarnya pneumonia pada pasien Covid-19, mungkin bisa menjelaskan mengapa pneumonia akibat Covid-19 bertahan lebih lama dan menyebabkan lebih banyak kerusakan daripada pneumonia biasa.

Melansir WebMD, untuk penelitian tersebut, tim menganalisis sel kekebalan dari paru-paru pasien pneumonia akibat Covid-19 dan membandingkannya dengan sel dari pasien pneumonia yang disebabkan oleh virus atau bakteri lain.

Sementara jenis pneumonia lain dengan cepat menginfeksi sebagian besar wilayah paru-paru, pneumonia akibat Covid-19 dimulai di banyak area kecil di paru-paru.

Baca selengkapnya di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau