KOMPAS.com - Susu merupakan salah satu jenis minuman yang paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia, baik secara langsung maupun dicampurkan ke minuman lainnya.
Tergantung dari jenisnya, apakah itu susu sapi, kambing, almond, kedelai atau lainnya; kandungan nutrisi dalam susu bisa berubah-ubah.
Namun, dalam artikel kali ini, kita akan membahas susu sapi saja. Susu sapi ada yang murni dan ada yang versi rendah lemaknya atau skim.
Komposisi susu
Susu murni adalah susu dengan kandungan lemak susu 3,5-3,8 persen. Secangkir atau 244 gram susu murni mengandung:
Kalori: 149
Lemak: 7,9 gram
Protein: 7,7 gram
Gula atau karbohidrat: 12,3 gram
Kalsium: 276 miligram
Fosfor: 205 miligram
Potassium atau kalium: 322 miligram
Sementara itu, susu rendah lemak atau skim mengandung kurang dari 0,5 persen lemak susu. Ini membuat secangkir atau 244 gram susu skim mengandung:
Kalori: 89
Lemak: 0,2 gram
Protein: 8,2 gram
Gula atau karbohidrat: 12,4 gram
Kalsium: 298 gram
Fosfor: 246 miligram
Potassium atau kalium 381 miligram
Seperti disebutkan di atas, susu sapi mengandung mineral dan vitamin seperti kalsium, fosfor, potassium dan vitamin D.
Akan tetapi, susu sapi juga sumber yang baik untuk kolina, magnesium, vitamin A, riboflavin, vitamin B-6, vitamin B-12, folat dan lain-lain.
Seperti disebutkan di atas, susu merupakan sumber protein yang sangat baik. Dalam setiap 30 ml susu, terdapat 1 gram protein atau sekitar 8 gram untuk setiap cangkirnya.
Namun, perlu diketahui bahwa protein pada susu juga dibagi dua, yakni casein yang merupakan protein susu tidak lurut dan whey yang larut.
Casein membentuk 80 persen protein pada susu. Ia berfungsi untuk meningkatkan penyerapan mineral, seperti kalsium dan fosfor di dalam tubuh. Casein juga bisa membantu menurunkan tekanan darah.
Sementara itu, whey yang membentuk 20 persen protein pada susu telah diasosiasikan dengan penurunan tekanan darah dan perbaikan mood, serta diketahui baik untuk menumbuhkan dan menjaga otot.
Lemak
Susu murni memiliki kandungan lemak jenuh yang sangat tinggi atau sekitar 70 persen dari asam lemaknya.
Susu juga mengandung lemak tak jenuh tunggal (MUFA) sebanyak 28 persen dan lemak tak jenuh ganda sebanyak 2,3 persen.
Secara alami, susu juga mengandung lemak trans dalam jumlah yang sangat kecil, yakni asam vaksenat dan asam linoleat terkonjugasi (CLA).
Namun, berbeda dengan lemak trans yang ada pada makanan olahan, lemak trans pada susu khususnya CLA dianggap berpotensi baik untuk kesehatan, meskipun bukti yang ada saat ini masih terbatas dan beberapa studi justru mengungkapkan bahwa suplemen CLA bisa menganggu metabolisme.
Karbohidrat dalam susu mayoritas berbentuk laktosa.
Di dalam pencernaan kita, laktosa seharusnya dipecah menjadi glukosa dan galaktosa yang kemudian dibawa oleh darah ke hati, untuk kemudian galaktosa diubah menjadi glukosa.
Namun, sebanyak 75 persen orang di dunia tidak memiliki enzim yang dibutuhkan untuk memecah glukosa. Inilah yang menyebabkan intoleransi susu, di mana laktosa tidak diserap secara sempurna dan sebagian besar berpindah ke kolon.
Di kolon, laktosa difermentasi oleh bakteri yang ada dan membentuk asam lemak rantai pendek serta gas seperti metana dan karbon dioksida.
Akibatnya, muncul gangguan-gangguan pencernaan, seperti perut kembung, sakit perut, diare, mual dan muntah.
Vitamin dan mineral
Ada empat jenis vitamin yang jumlahnya cukup signifikan di dalam susu, yakni vitamin B12, kalsium, riboflavin atau vitamin B2 dan fosfor.
Namun, terkadang susu juga diperkaya dengan mineral atau vitamin lainnya. Salah satu vitamin tambahan yang banyak ditemukan pada susu adalah vitamin D.
Secangkir susu murni bisa mengandung 3,2 mikrogram vitamin D; sedangkan secangkir susu skim mengandung sekitar 2,9 mikrogram vitamin D.
/sains/read/2022/09/28/170000023/kandungan-nutrisi-susu--kalori-lemak-protein-dan-karbohidrat