JAKARTA, KOMPAS.com - Perpanjangan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 100 persen disebut bisa membuat konsumen manja.
Ketua Umum Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) Lukas Bong menyampaikan hal ini dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (18/9/2024).
Pasalnya, tidak lama lagi pemerintah akan menaikkan PPN menjadi 12 persen.
Baca juga: Mengenal Vaksin TBC Bill Gates yang Akan Uji Coba di Indonesia
"Sekarang orang dimanja dengan free PPN, tiba-tiba tahun depan PPN naik 12 persen, itu seperti halnya kita beli rumah naiknya 12 persen," ujar Lukas.
Kondisi ini menurut Lukas justru tidak baik untuk perkembangan sektor properti Tanah Air.
Selain itu, PPN DTP juga dinilai kontradiktif dengan niat pemerintah untuk mendapatkan lebih banyak pendapatan negara dari pajak.
Baca juga: Penjualan Rumah Turun Hampir 50 Persen saat PPN DTP Dipotong Separuh
Pada kesempatan berbeda, Wakil Ketua Umum Real Estat Indonesia (REI) Bambang Ekajaya mengatakan, kenaikan PPN menjadi 12 persen akan memperparah kondisi pasar properti yang kini tengah lesu.
Tekanan yang besar akan sangat dirasakan oleh segmen perumahan menengah non-subsidi dengan harga sampai dengan Rp 500 juta.
"Dengan bunga komersial sangat tinggi, ditambah lagi kena PPN 12 persen, membuat konsumen tersebut akan sulit merealisasikan pembelian properti," tutur Bambang saat dihubungi 优游国际.com pada Senin (23/9/2024).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.