JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan membangun 20 sabo dam di sepanjang sungai bagian selatan karena Pulau Ternate pasca-bencana banjir di Rua, Kota Ternate, Maluku Utara, Selasa (3/9/2024).
Hal tersebut disampaikan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono kala meninjau penanganan tersebut, beberapa waktu lalu.
"Kita akan bangun 20 sabo dam yang tersebar di sungai bagian selatan yang akan kita desain sampai akhir tahun. Masing-masing sungai minimal ada 2 sabo, di bagian utara sudah ada 22 sabo," ujar Basuki.
Lantas, apa yang dimaksud sabo dam?
Dilansir dari unggahan Instagram resmi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) @kemenpupr, Selasa (24/9/2024), sabo dam merupakan bangunan penahan, pelambat, dan penanggulangan aliran lahar di sepanjang sungai yang berpotensi terlanda lahar.
Fungsinya, menahan aliran air dan material edimen yang berpotensi menghantam permukiman. Sehingga, peringatan dini banjir dapat diberikan.
Baca juga: Pasca-banjir di Ternate, Kementerian PUPR Akan Bangun Sabo Dam hingga Rumah
Pengembangan teknologi sabo dam di Indonesia dilakukan melalui Balai Teknik Sabo yang merupakan balai di bawah Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR.
Tugasnya, melaksanakan pengembangan, perekayasaan, dan pelaksanaan pelayanan teknis pengujian, pengkajian, inspeksi, dan sertifikasi di bidang sabo.
Balai Teknik Sabo juga memiliki vertical sabo training center untuk melakukan pelatihan bidang sabo.
Pelatihan ini tidak hanya diikuti oleh engineer (insinyur) Indonesia saja, tapi juga dari India, Pakistan, Bangladesh, Filipina, Malaysia, Thailand, dan Papua Nugini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.