KOMPAS.com - Tupperware Brands Corporation, yang telah menjadi bagian dari kehidupan rumah tangga Indonesia selama lebih dari tiga dekade, resmi menghentikan operasional bisnisnya di Indonesia pada 31 Januari 2025.
Pengumuman ini disampaikan oleh manajemen melalui akun Instagram resmi @tupperwareid pada Jumat (11/4/2025).
"Seiring dengan langkah global perusahaan, dengan berat hati kami mengumumkan bahwa Tupperware Indonesia telah menghentikan operasional bisnisnya sejak 31 Januari 2025," tulis pihak manajemen dalam unggahan tersebut.
Langkah penutupan operasional Tupperware tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga menyebar ke hampir seluruh pasar internasional.
Baca juga:
Perusahaan yang terkenal dengan produk wadah penyimpanan makanan dan minuman dari plastik ini sebelumnya berhasil lolos dari kebangkrutan setelah mengajukan diri untuk pailit pada September 2024.
Keputusan tersebut menjadi bagian dari upaya pemulihan finansial perusahaan.
Menurut laporan Reuters pada Rabu (30/10/2024), hakim kepailitan di Amerika Serikat menyetujui rencana Tupperware Brands Corporation untuk menjual sebagian besar asetnya kepada pemberi pinjaman.
Langkah ini memungkinkan perusahaan untuk keluar dari kebangkrutan dengan sebagian besar operasinya yang masih bertahan.
Laurie Ann Goldman, CEO Tupperware, mengungkapkan bahwa perusahaan berencana untuk menutup operasional di sejumlah pasar lainnya.
Perubahan ini, lanjutnya, merupakan bagian dari transformasi menuju model bisnis yang lebih mengutamakan digitalisasi dan teknologi tinggi, serta mengurangi ketergantungan pada aset fisik.
Namun, dengan kondisi finansial yang semakin sulit, pihak manajemen akhirnya memutuskan untuk menutup operasi di Indonesia.
Baca juga:
Kehadiran Tupperware di Indonesia selama lebih dari 30 tahun memang telah memberi warna tersendiri di dunia produk rumah tangga, terutama bagi ibu-ibu rumah tangga.
Merek ini menjadi pilihan utama untuk berbagai kebutuhan penyimpanan makanan dan minuman di rumah.
Namun, seiring dengan turunnya saham Tupperware hingga 90 persen dalam setahun terakhir, perusahaan ini terancam gulung tikar.
Bahkan, pada Senin (10/4/2023), saham Tupperware kembali mengalami penurunan hampir 50 persen.