KOMPAS.com - Seorang oknum dari lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, menjadi sorotan setelah diduga menjual kalender bergambar Bupati dan Wakil Bupati seharga Rp 1,5 juta per unit.
Dugaan tersebut viral di media sosial dan mengundang perhatian publik.
Kalender yang dimaksud memuat foto Bupati Mamuju Tengah Arsal Aras bersama istri, serta Wakil Bupati Askary Anwar beserta pasangannya.
Kasus ini mencuat setelah sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) melaporkan dugaan pemerasan yang dilakukan oleh oknum LSM tersebut.
Baca juga:
Informasi yang beredar menyebutkan, LSM tersebut mengatasnamakan diri sebagai Lembaga Pengawasan Birokrasi Politik Nusantara.
Dengan dalih menjual kalender bergambar pimpinan daerah, oknum ini meminta pembayaran melalui transfer ke rekening atas nama pribadi, yakni Fadly Ismail, bukan secara tunai.
Menanggapi hebohnya isu ini, Bupati Mamuju Tengah Arsal Aras akhirnya angkat bicara. Ia menegaskan tidak pernah memberikan izin atau menugaskan siapa pun untuk menjual kalender kepada OPD di lingkup Pemerintah Kabupaten Mamuju Tengah.
“Saya imbau kepada semua pihak untuk berhati-hati dan jangan tertipu, sebab saya tidak pernah mengeluarkan imbauan itu,” kata Arsal, Jumat (11/4/2025) pagi, dikutip dari Tribun-Sulbar.com.
Arsal juga mengaku heran saat mengetahui fotonya dan Wakil Bupati terpajang di kalender yang dijual dengan harga selangit.
"Wah, foto dia ambil di mana ini?" ujar Arsal dengan nada terkejut.
Baca juga:
Ia menyayangkan tindakan oknum tersebut dan menyoroti harga yang dianggap tidak masuk akal.
“Saya tidak pernah menyuruh siapapun menjual kalender, apalagi sampai Rp1,5 juta,” tambahnya.
Setelah berita ini menyebar luas, oknum LSM yang bersangkutan akhirnya menemui langsung Bupati Arsal Aras dan menyampaikan permintaan maaf.
Pertemuan itu terjadi pada Kamis siang (10/4/2025).
"Kemarin siang, LSM yang dimaksud datang temui saya dan meminta maaf," terang Arsal.