KOMPAS.com - Proses evakuasi korban longsor yang terjadi di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, masih terus berlangsung.
Hingga saat ini, sebanyak 16 orang dilaporkan meninggal dunia dan 10 orang lainnya mengalami luka-luka akibat bencana yang terjadi pada Senin, 20 Januari 2025.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, Bergas Catursasi, mengungkapkan bahwa cuaca hujan yang terus mengguyur wilayah Pekalongan memperburuk upaya evakuasi.
Selain itu, akses menuju lokasi longsor juga terhalang oleh tumpukan tanah yang cukup besar.
"Untuk ke depannya, yang masih tertimbun tanah lebih dalam, kami berharap ada dukungan dari alat berat. Namun, proses mencapainya tidak mudah. Apalagi, di lokasi yang terendam, terdapat juga banjir, sehingga penyelesaiannya harus dilakukan secara bertahap," ujar Bergas pada Selasa (21/1/2025).
Baca juga:
Upaya pencarian dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk relawan, Basarnas, dan petugas BPBD Jawa Tengah. Bergas menegaskan bahwa waktu sangat terbatas mengingat kondisi cuaca yang semakin tidak menentu.
“Kita tetap melakukan pencarian karena waktunya tidak panjang. Kita kejar-kejaran dengan cuaca, tidak bisa saling menunggu,” tambahnya.
Menurut relawan PMI, Eko Purwanto, proses evakuasi korban juga terhambat oleh sulitnya akses menuju lokasi longsor. Kendaraan roda empat tidak dapat mencapai titik bencana, sehingga upaya evakuasi memakan waktu lebih lama.
"Saat ini, kami sudah menyiapkan tempat pengungsian untuk menghindari bencana susulan. Namun, informasi mengenai korban yang hilang masih simpang siur, dan kami terus berkoordinasi untuk mendapatkan kepastian," kata Eko.
Bencana longsor mengakibatkan dua rumah dan sejumlah kendaraan tertimbun tanah. Akses jalan menuju Desa Kasimpar terputus setelah dua jembatan rusak. Sebanyak 10 orang yang mengalami luka-luka telah dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Baca juga: Longsor di Pekalongan, BNPB Minta Warga Evakuasi Mandiri jika Hujan 2 Jam Lebih
Berdasarkan informasi dari BNPB, wilayah Pekalongan masih berpotensi hujan selama tiga hari ke depan, hingga Kamis, 23 Januari 2025.
BNPB mengimbau warga yang tinggal di daerah rawan longsor, terutama di dekat tebing, untuk waspada dan memeriksa kondisi tanah secara berkala.
"Warga juga diimbau untuk mencari lokasi evakuasi jika hujan turun lebih dari dua jam," ungkap BNPB dalam siaran persnya.
Sekda Kabupaten Pekalongan, M. Yulian Akbar, menjelaskan bahwa longsor juga terjadi di beberapa titik lain di wilayah tersebut, termasuk di Desa Tlogohendro dan Gumelem.
Longsor telah memutus akses menuju Petungkriyono, dan tim SAR gabungan sedang berupaya mengirimkan bantuan logistik ke daerah terdampak.