KOMPAS.com - Fenomena hujan es melanda Kota Yogyakarta dan sekitarnya pada Selasa (11/3/2025).
Peristiwa ini terjadi di beberapa wilayah, termasuk kawasan sekitar Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman.
Hujan es berlangsung selama sekitar 15 menit dan sempat menimbulkan kepanikan di kalangan masyarakat.
Hujan Es Terjadi di Jogja hingga Sleman
Ketua KPU Kota Yogyakarta, Noor Harsya Aryo Samudro, menjelaskan bahwa hujan es yang terjadi di kantornya dimulai dengan butiran kecil yang kemudian semakin membesar.
"Hujan es, iya di KPU, dari awal 15 menit ada. Kecil-kecil terus besar-besar," ungkapnya saat dihubungi.
Kantor KPU yang berlokasi di Jalan Magelang Nomor 41, Kricak, Tegalrejo, Yogyakarta, tidak mengalami kerusakan berarti akibat fenomena ini.
"Belum, hanya bocor karena deresnya (hujan)," tambah Noor.
Sementara itu, seorang pekerja di Jalan Magelang, Andhia Rizky, mengungkapkan bahwa hujan es terjadi setelah hujan biasa disertai angin kencang.
"Sebelumnya hujan biasa lalu disertai angin, baru muncul hujan es 5 sampai 10 menit. Tidak ada yang rusak," ujarnya.
Hujan es juga dilaporkan terjadi di Kabupaten Sleman, khususnya di kawasan Ringroad Barat dan Ngaglik.
Pantauan Tribunjogja.com mencatat bahwa butiran es sebesar kerikil menghantam atap rumah serta bangunan perkantoran.
Salah seorang warga Sleman, Hamim, bahkan sempat mengabadikan momen hujan es di Ngaglik.
BMKG Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem
Sebelum hujan es terjadi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem pada pukul 14:25 WIB.
BMKG memperkirakan adanya potensi hujan sedang hingga lebat yang disertai kilat dan angin kencang di berbagai wilayah DIY, termasuk Kabupaten Sleman dan Kulon Progo.
Kondisi ini diperkirakan berlangsung hingga pukul 15:40 WIB.
Apa Penyebab Hujan Es?
Amien Widodo, seorang peneliti senior dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) ITS, memberi penjelasan terkait fenomena hujan es.
Menurutnya, hujan es terjadi akibat adanya awan Cumulonimbus (Cb) yang sangat besar dan gelap.
"Dengan didukung suhu permukaan yang rendah, hujan yang akan turun bisa berbentuk butiran es," jelas Amien, dilansir dari situs resmi ITS.
Selain itu, awan Cumulonimbus juga dapat membawa angin puting beliung yang sangat kencang, yang semakin memperparah dampak dari hujan es.
Amien juga mengingatkan bahwa perubahan iklim yang terjadi belakangan ini berkontribusi terhadap meningkatnya kejadian cuaca ekstrem, termasuk hujan es.
"Hal ini yang perlu mendapat perhatian serius oleh semua orang, karena hujan es termasuk buntut dari perubahan iklim tersebut," ujarnya.
Lebih lanjut, Amien menjelaskan bahwa hujan es yang berukuran besar dapat menyebabkan kerusakan seperti pecahnya kaca atau genting rumah.
"Namun, angin puting beliung yang datang bersamaan dengan hujan es yang lebih harus diwaspadai karena bersifat lebih merusak," tandasnya.
Meskipun hujan es sulit diprediksi dengan pasti, masyarakat diminta untuk tetap waspada, terutama saat musim penghujan.
Amien menyarankan agar konstruksi bangunan lebih dipersiapkan untuk menghadapi kemungkinan hujan es yang disertai angin puting beliung di masa mendatang.
Sebagian artikel ini telah tayang di 优游国际.com dengan judul "Hujan Es Terjadi di Yogyakarta, Atap Kantor KPU Bocor" dan "BREAKING NEWS Hujan Es di Ringroad Barat Yogyakarta".
/jawa-tengah/read/2025/03/11/165236188/hujan-es-terjadi-di-jogja-apa-penyebabnya