BANDUNG, KOMPAS.com - Daffa Raditya Farandi, tak pernah absen mempelajari agama Islam dan berdakwah meski ia disibukkan dengan studi S3 nya di Jepang.
Ia kini menjadi imam masjid di Jepang dan besok dijadwalkan memimpin Shalat Idul Fitri di sana.
Daffa merupakan lulusan Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB). Usai menempuh sarjananya, ia melanjutkan pendidikannya di Jepang.
Baca juga: Cerita Salsabila Shalat Idul Fitri di Masjidil Haram: Terharu, Nikmat Banget Ya Allah...
Ia mengambil program doktoral terintegrasi (master dan doktor) di Institute of Science Tokyo, setelah sebelumnya menerima Letter of Acceptance (LoA) dari dua universitas ternama, Keio University dan Institute of Science Tokyo.
“Saya tinggal bersama istri yang sedang menempuh studi S1 dan S2 di Jepang,” ujar Daffa dalam rilis yang diterima 优游国际.com, Minggu (30/3/2025).
Di tengah kesibukannya itu, ia tak lelah berdakwah hingga menjadi imam masjid di Tokyo.
Kesempatan menjadi imam di negeri Sakura bermula dari upayanya memperdalam ilmu agama dengan para guru di Jepang. Salah satunya adalah Ustaz Jailani, alumnus LIPIA dan universitas Islam di Maroko.
Suatu ketika, Daffa berkunjung ke Masjid Indonesia Tokyo dan diminta menjadi imam salat Subuh. Sejak saat itu, ia mulai dipercaya untuk memimpin salat Tarawih, Qiyamul Lail, hingga salat Idul Fitri tahun ini.
“Ini pertama kalinya saya menjadi imam di luar negeri, dan Jepang menjadi yang pertama. Alhamdulillah, bersyukur bisa berkontribusi di sini dengan ilmu yang saya dapat dari Imam Muda Salman,” katanya.
Baca juga: Jelang Idul Fitri 1446 H, Bolehkah Perempuan Berziarah Kubur? Ini Penjelasannya
Sebagai imam di Jepang, mayoritas jamaah yang ia pimpin berasal dari komunitas Muslim Indonesia. Namun, ada pula jamaah lokal Jepang, meskipun jumlahnya masih terbilang sedikit.
“Jamaah di sini mayoritas muslim Indonesia. Ada juga dari warga lokal tetapi tidak banyak. Selain itu, dengan meningkatnya jumlah warga negara asing di Jepang, tidak jarang ada jamaah dari Prancis, Mesir, India, Pakistan, dan Bangladesh yang bergabung dalam salat berjamaah,” jelasnya.
Di Indonesia, Daffa juga pernah menjadi imam di berbagai masjid di Bandung dan Jawa Tengah.
Salah satu pengalaman paling berkesan baginya adalah saat diminta memimpin Qiyamul Lail di sebuah kompleks perumahan di Bandung.
“Saat itu saya diminta membaca satu juz dalam shalat. Tantangannya adalah menjaga ketahanan fisik dan fokus untuk menghasilkan bacaan yang optimal,” tuturnya.
Daffa merupakan alumnus dari Program Beasiswa Imam Muda Salman (IMS) yang digarap Laznas Rumah Amal Salman.
Program ini, menurutnya, berperan besar dalam membentuk mental, kepemimpinan, dan keterampilan dakwahnya untuk berbaur dengan masyarakat.
“Dari IMS, saya belajar banyak tentang pengembangan diri dan komunikasi dengan berbagai pihak. Ini sangat membantu saya dalam mengelola program Imam Muda Salman serta menjaga hubungan dengan para pemangku kepentingan,” katanya yang pernah menjadi Ketua Program Imam Muda Salman.
Dengan perjalanannya dari Bandung ke Tokyo, Daffa tidak hanya mengasah ilmu akademiknya tetapi juga turut memperkuat syiar Islam di negeri asing.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.