KOMPAS.com – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi meminta Aparatur Sipil Negara (ASN) harus lebih bersyukur dan tidak terlalu banyak mengeluh, terutama terkait kebijakan perubahan jam kerja selama Ramadan.
Menurut Dedi, ASN memiliki banyak keuntungan dibandingkan pegawai pabrik. Mulai dari gaji tetap, tunjangan kinerja yang tinggi, serta jaminan pekerjaan tanpa risiko Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
“ASN itu, produktif atau tidak produktif, gajinya tetap sama. Bahkan, saya kadang merasa prihatin, kenapa yang rajin bekerja gajinya segitu, yang malas juga gajinya segitu. ASN itu tidak bekerja pun tetap mendapat gaji, bahkan bisa 13 hingga 14 kali dengan berbagai tunjangan,” ujar Dedi dikutip dari akun Instagramnya @dedimulyadi71, Minggu (2/3/2025).
Baca juga: Alasan Dedi Mulyadi Instruksikan ASN Masuk Kerja Pukul 06.30 selama Ramadhan
Dedi membandingkan kondisi ASN dengan pekerja di sektor industri, terutama buruh pabrik yang harus bekerja dalam sistem shift, bahkan di malam hari, dengan target produksi yang ketat.
“Coba bayangkan pekerja di pabrik. Ada yang masuk shift malam jam 11.00, ada yang subuh, dan mereka tidak mengeluh soal anak atau antar sekolah. Mereka harus mencapai target produksi, kalau tidak, bisa dimarahi atau bahkan di-PHK. Banyak pabrik juga yang tutup karena persaingan dengan barang impor, sehingga pekerja kehilangan mata pencaharian,” tegasnya.
Baca juga: Dedi Mulyadi Ubah Jam Kerja ASN Jabar selama Ramadhan: Masuk 06.30 WIB
Terkait kebijakan masuk kerja pukul 06.30 WIB selama Ramadan, Dedi menilai hal ini merupakan langkah yang baik untuk meningkatkan produktivitas ASN sekaligus mengurangi kemacetan di pagi hari.
“Hari Senin nanti, jam kerja akan dimulai pukul 06.30. Ini bagian dari pola pikir yang harus dibenahi, agar setelah sahur dan salat Subuh tidak langsung tidur lagi. Selain itu, kalau semua pegawai berangkat kerja di jam yang sama, kemacetan tak bisa dihindari. Maka, pemerintah harus menjadi bagian dari solusi, bukan menambah masalah,” jelasnya.
Dedi mengakui ada sebagian ASN yang keberatan dengan kebijakan ini, dengan alasan harus mengurus anak atau mengantar sekolah. Namun, ia menegaskan bahwa perubahan jam kerja bukan hal baru.
“Saya maklum jika ada yang merasa keberatan. Tapi, di Purwakarta saat saya menjabat bupati, kebijakan ini sudah berjalan bertahun-tahun dan terbukti efektif,” ujarnya.
Lebih lanjut, Dedi mengingatkan ASN sudah disumpah siap ditempatkan di mana saja dan menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab.
“ASN itu sudah bersumpah untuk mengabdi dan bekerja dengan baik. Jadi, jangan banyak mengeluh, jangan sibuk berkomentar di media sosial soal kebijakan yang seharusnya dijalankan. ASN harus menjadi contoh dalam produktivitas, malu malu sama para pegawai pabrik yang mereka jauh lebih produktif dibanding kita," tutur dia.
Dedi juga menyoroti pentingnya peran ASN dalam memajukan Jawa Barat agar menjadi provinsi yang disegani dan visioner.
“Mari kita selesaikan masalah dengan tindakan nyata. Kemacetan harus dibereskan, infrastruktur harus diperbaiki, dan kita harus menunjukkan dedikasi. Jawa Barat harus menjadi provinsi yang produktif dan istimewa, dan itu membutuhkan ASN yang berkualitas,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.